B.F. Skinner
Teorinya
mengemukakan tentang adanya “cara kerja yang menentukan” (operant conditioning)
yang terdiri dari stimulus yang menggugah yang dapat meningkatkan proses kerja.
Di samping itu, Skinner juga menjabarkan mengenai daftar penguatan, di
antaranya:
·
Penguatan yang berkesinambungan
·
Daftar perbandingan yang tetap
·
Daftar internal yang tetap.
Skinner juga
menjelaskan tentang shaping (pembentukan), maksudnya suatu usaha kita agar
perilaku kita tidak sama dengan yang biasa dilakukan oleh orang lain dalam
kehidupan sehari-hari.
Stimulan aversif
adalah lawan dari stimulan penguatan, sesuatu yang tidak menyenangkan atau
bahkan menyakitkan kita.
Modifikasi perilaku
adalah terapi Skinner yang cara kerjanya sangat sederhana, yaitu menghentikan
perilaku yang tidak diingini dan menggantinya dengan perilaku yang dihasrati
dengan penguatan.
Albert Ellis
Dalam
teori Ellis dikenal adanya activating
experiences atau pengalaman-pengalaman pemicu, seperti kesulitan-kesulitan
keluarga, kendala-kendala pekerjaan, trauma-trauma masa kecil, dan hal-hal lain
yang kita anggap sebagai penyebab ketidakbahagiaan. Belief, yaitu keyakinan-kayakinan, terutama yang bersifat irasional
dan merusak diri sendiri yang merupakan sumber ketidakbahagiaan kita. Consequence, yaitu
konsekuensi-konsekuensi berupa gejala neurotik dan emosi-emosi negatif seperti
panik, dendam dan amarah karena depresi yang bersumber dari keyakinan-kayakinan
kita yang keliru. . seorang terapis harus melawan (dispute) keyakinan-keyakinan irasional agar kliennya bisa menikmati
dampak-dampak (effect) psikologis
positif dari keyakinan-keyakinan yang irasional.
Ada beberapa jenis
“pikiran-pikiran yang keliru” yang biasanya diperapkan orang, di antaranya:
·
Mengabaikan hal-hal yang positif,
·
Terpaku pada yang negatif, dan
akhirnya
·
Terlalu cepat menggeneralisasi.
Kerelaan Menerima
Diri Sendiri
Ellis
menegaskan bahwa betapa pentingnya
“kerelaan menerima diri sendiri” . Dia mengatakan , dalam REBT (Rational
Emotive Behavioral Therapy), tidak seorang pun yang akan disalahkan,
dilecehkan, apalagi dihukum atas keyakinan atau tindakan mereka yang
keliru.kita harus menerima diri sebagaimana adanya, menerima sebagaimana apa
yang kita capai dan hasilkan. Dia juga tidak percaya akan adanya alam bawah
sadar mistis seperti yang diajarkan berbagai tradisi atau psikologi
transpersonal yang dikemukakan ilmu psikologi. Dia menganggap keadaan kejiwaan
semacam ini lebih bersifat tidak otentik ketimbang transenden.
Ivan Petrovich Pavlov
Pavlov
adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori pengkondisian asoaiatif
stimulus-respons dan hal ini yang dikenang darinya hingga kini. Ia menemukan
bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah nada atau sinar
untuk membentuk perilaku (respons). Pemberian stimulus secara terus-menerus
tanpa adanya respon menyebabkan kemampuan stimulus terkondisi untuk menimbulkan
respons akan hilang. Hal ini disebut dengan extinction atau penghapusan.
1. Pembentukan kepribadian saya menurut:
a)
B.F. Skinner
Berdasarkan teori B.F.
Skinner, saya dapat menyimpulkan bahwa saya termasuk kriteria orang yang memerlukan adanya stimulan yang menggugah.
Contoh konkret yang sering saya alami adalah terkadang apabila sudah lama saya
tidak pulang kampung, saya merasa sangat rindu dengan keluarga. Saya ingin
menceritakan segala kejadian yang telah saya alami. Dan ketika libur tiba, saya
pulang ke rumah. Saya dapat bertemu kembali dengan keluarga terutama ibu.
Selama saya berada di rumah, saya sering menghabiskan waktu luang untuk berbagi
kisah dengan ibu dan bapak tentang kegiatan saya ketika di kampus. Tidak jarang
saya menceritakan hal-hal yang membuat saya merasa malas untuk kuliah karena
banyaknya tugas, dan pola makan saya menjadi tidak teratur. Setelah mendengar
cerita saya, rupanya keesokan harinya
ibu membuat masakan spesial kesukaan saya dan menuruti apa pun yang saya minta.
Dan ternyata perlakuan ibu dapat membangkitkan saya dari rasa bosan. Pikiran
saya kembali segar dan rasa penat mulai berkurang.
Ketika saya masih duduk di bangku SMA, nenek
selalu memberikan hadiah apabila saya mendapatkan nilai yang memuaskan dan hal
itu tentu membuat saya semakin semangat untuk terus meningkatkan prestasi saya.
Karena hal itu sudah menjadi kebiasaan, setiap saya habis bagi raport saya
selalu memperlihatkan nilai saya itu kepada nenek dengan tujuan agar diberi
hadiah (penguatan yang berkesinambungan). Namun, pada suatu hari nenek saya
tidak dapat memberi hadiah dengan alasan sedang
tidak punya uang. Mengetahui hal itu, saya langsung pamit pulang dengan
perasaan kecewa, tapi kejadian itu tidak mengurangi keinginan saya untuk terus
meningkatkan prestasi. Dengan harapan agar pada kesempatan yang akan datang
nenek dapat memberi hadiah kepada saya lagi (daftar interval yang tetap).
Pembentukan (shaping). Saya
adalah orang yang sangat takut bila harus berhadapan dengan jarum suntik.
Awalnya ibu saya tidak mengetahui hal itu, namun setelah beliau tahu, ketika
saya sakit ibu membawa saya ke puskesmas dan meminta agar dokter menyuntik saya
dan ketika itu pun saya menolak dan hampir berhasil kabur, tapi tidak berhasil
dan akhirnya saya tetap disuntik. Bukan hanya itu, ibu saya juga menyarankan
agar saya lebih sering ikut donor darah dengan berbagai rayuan hingga saya
menuruti. Namun, pada akhirnya rasa
takut saya terhadap jarum suntik mulai berkurang.
b)
Albert Ellis
Ketika saya masih duduk
di bangku SD, saya memiliki penyakit
kanker di tangan. Saat ibu memeriksakan saya ke dokter, dokter memvonis bahwa
saya terserang kanker ganas (activating
experiences) dan jika tidak segera dioperasi kanker itu akan cepat menjalar
ke bagian tubuh yang lain. Mendengar vonis dokter, saya menangis dan pikiran
saya berkecamuk tidak karuan. Saya menjadi orang yang mudah putus asa, saya
berfikir bahwa saya tidak mungkin bisa sembuh dan umur saya tidak akan lama
lagi. Setiap kali ibu membelikan obat tradisional, saya tidak mau meminumnya
karena saya yakin semua itu percuma (belief).
Melihat sikap saya yang seperti itu, ibu sering menangis. Begitupun dengan
saya. Di sekolah, saya jadi anak yang pemurung, mudah marah, dan mudah tersinggung.
Setiap kali ada teman yang mendekat, selalu saya jauhi (consequence). Ketika itu, ibu langsung menghubungi paman. Dan
keesokan harinya, saya langsung dibawa ke dokter praktik. Di sana saya langsung
dioperasi. Setelah operasi, dokter memberikan saya obat dan mengatakan bahwa
kanker yang saya derita adalah kanker jinak. Jadi, kemungkinan untuk tumbuh
lagi sangat kecil karena dokter sudah membersihkan kanker itu sampai ke
akarnya. Saya senang sekali mendengar berita itu, namun ada perasaan trauma
tersendiri sampai sekarang, yaitu setiap kali saya sakit saya tidak mau dibawa
ke rumah sakit. Karena saya berpikir pasti dokter akan memberi kabar tentang
penyakit pasiennya dengan berlebih-lebihan dan saya sangat tidak suka itu.
c)
Menurut Pavlov
Ketika saya masih kecil,
setiap pulang dari pasar, ibu terkadang membelikan saya jajanan yang paling
saya sukai (stimulus yang tidak dikondisikan). Lalu dikesempatan berikutnya
setiap kali ibu membeli jajanan itu, ibu selalu meletakkannya di dalam kantung
plastik merah (stimulus yang dikondisikan). Sehingga setiap kali ibu pulang
dari pasar, yang paling pertama saya cari adalah kantung plastik merah (respon
yang terkondisi).
2. Orang Tua
a)
Menurut teori B.F. Skinner:
Ibu saya tergolong orang yang
belum terlalu pandai membaca Al-qur’an. Namun, setiap kali ayah ingin mengajari
ibu selalu menolak dengan alasan yang bermacam-macam mulai dari matanya sudah
rabun hingga lidahnya sudah mulai sulit melafadzkan huruf-huruf hijayah. Hal
itu membuat ayah berfikir ekstra agar ibu mau belajar mengaji lagi, mulai dari
menyampaikan bahwa orang yang membaca Al-qur’annya masih tertatih-tatih
pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah asal dia mau berusaha dengan
sungguh-sungguh. Selain itu, ayah juga membelikan kacamata buat ibu (stimulan
yang menggugah). Mulai dari itu, ibu jadi rajin mengaji, bahkan setiap kali
saya pulang ibu meminta saya untuk mengajarinya mengaji.
Kerelaan menerima diri
sendiri. Ibu saya memiliki perawakan yang gemuk sejak melahirkan adik saya yang
kedua. Awalnya beliau merasa tidak percaya diri jika akan bepergian atau
berkumpul dengan teman sebayanya karena hampir semua pakaian yang dikenakannya
sempit. Bisa dikatakan ibu saya kecewa, namun setelah beberapa waktu ibu bisa
menerima kenyataan akan badannya yang gemuk.
b)
Menurut Albert Ellis:
Ayah saya tergolong orang
yang memiliki tempramen keras. Beliau rela melukai, menghukum, bahkan mungkin
membunuh orang-orang yang suka berbuat kerusakan dan mengganggu ketenangan di
desa. Menurut beliau, orang yang hanya ingin merusak negara seperti para
teroris, pengedar narkoba, dan pelaku kriminal lainnya apabila sudah berhasil
ditangkap polisi sebaiknya tidak perlu disidang dan melewati proses hukum yang
berbelit-belit. Melainkan orang-orang seperti itu harusnya langsung dihukum
mati saja. Karena kalau terlalu lama melewati proses hukum, ujung-ujungnya akan
bebas karena hukum dapat diganti dengan rupiah. Dan setelah mereka bebas,
mereka pasti akan melakukan ulah yang sama (ide irasional yang menyebabkan dan
memperparah neurosis).
c)
Menurut Pavlov
Ayah saya paling suka makan
bakso yang biasanya dibeli ibu di warung langganan kami. Setiap kali mencium
aroma itu, ayah langsung menuju ke dapur karena beliau tahu itu adalah aroma
bakso kesukaannya (stimulus tidak terkondisi). Suatu hari, ketika ayah saya
baru pulang dari kerja. Beliau langsung menuju dapur karena mencium aroma bakso
kesukaannya. Dan ternyata, setelah sampai di dapur beliau membuka tudung saji
karena mengira bakso itu sudah tersedia di situ, padahal itu bukan aroma bakso
melainkan aroma sayur sop buatan ibu yang memang sengaja dibuat mirip dengan
aroma bakso.
3. Saudara
a)
Menurut B.F. Skinner
Adik saya adalah anak yang
malas jika disuruh belajar, nilai raportnya selalu pas-pasan. Ketika SD, dia
juga paling tidak suka bermain bola atau permainan lainnya yang seharusnya
digemari seperti anak laki pada umumnya. Mungkin hal ini disebabkan karena guru
atau lingkungan yang kurang memberinya motivasi. Namun, setelah dia duduk di
bangku SMP, dia menjadi anak yang aktif dalam ekstrakurikuler. Dia sering
dipilih oleh guru ekstranya untuk mengikuti lomba antar sekolah seperti sepak
bola, basket, dan voli. Sejak saat itulah, dia mulai mengutarakan bahwa ia
ingin menjadi seorang atletik (stimulan yang menggugah).
b)
Albert Ellis
Kerelaan menerima diri sendiri.
Di antara saya dan kedua adik saya, Amin adalah anak yang tergolong paling
hitam dan kurus. Kami terkadang kalau sedang gemes sering memanggilnya dengan
sebutan “cungkring” atau “si hitam”. Tak jarang dia marah jika kami menyebutnya
seperti itu. Namun, ibu juga memarahi saya jika saya memanggilnya dengan sebutan itu. Setelah itu, ibu memuji
dan merayu adik saya dengan kata-kata yang menurut saya terlalu berlebihan
seperti “biarin aja ya le dibilang hitam, yang pentingkan sehat. Tole ganteng
kok.” Atau sering juga ibu memberi pantun “hitam-hitam kereta api. Biar hitam,
banyak yang ngantri.” Karena ibu keseringan memuji dia, lambat laun dia menjadi
anak yang percaya diri. Baginya warna kulit yang hitam tidak perlu dijadikan
alasan buat minder, karena itu sudah pemberian dari Allah dan dia harus
mensyukurinya.
c)
Menurut Pavlov
Saya mempunyai adik yang
masih berusia tujuh tahun. Suatu hari ketika saya pulang kampung, saya
membelikannya apel (stimulus yang tidak terkondisi) dan rupanya dia sangat
menyukai apel tersebut. Kemudian dia berpesan kepada saya supaya setiap kali
pulang membelikannya apel. Beberapa kali pulang kampung saya selalu membelikan
dia apel, namun, suatu hari saya pulang. Adik sudah menyambut saya di depan
pintu. Mungkin dia mengira saya akan membelikannya apel, padahal ketika itu
saya tidak membawa. Dua minggu kemudian saya pulang, dia tidak lagi menyambut
kedatangan saya.
4. Teman
a)
Menurut B.F.Skinner
Ketika SMA saya mempinyai
teman perempuan. Dia tergolong anak yang cerewet dan suka ribut di kelas.
Ketika guru sedang memberikan materi, dia sering ribut bahkan mengganggu
temannya yang sedang serius belajar. Suatu hari, guru memberi kami tugas
kelompok. Setiap kelompok berisi 5 hingga 6 anggota. Kami sudah
berpasang-pasangan dengan kelompok masing-masing dan hanya dia yang belum
mendapatkan kelompok. Setiap kelompok yang ingin dia masuki selalu menolaknya
karena tidak suka dengan kelakuannya. Dia pun mengadu kepada guru bahwa tidak
ada teman yang mau berkelompok dengannya, karena kami tidak ingin melihat guru
marah, akhirnya dia dimasukkan dengan kelompok yang isinya anak laki
semua. Dan kebetulan kelompoknya
termasuk anak yang malas-malas sehingga mau tidak mau dia dituntut untuk fokus
mengerjakan tugas. Karena kalau tidak, dia tidak dicantumkan dalam kelompok
tersebut. Rupanya hal itu membuatnya jera, diwaktu-waktu berikutnya dia tidak
terlalu ribut seperti sebelumnya karena mungkin dia takut tidak ada teman yang
mau menerima dia jika ada tugas kelompok. Meskipun terkadang dia masih sering
berbuat jahil ketika guru menyampaikan materi (stimulan aversif).
b)
Menurut Albert Ellis
Ada seorang teman saya ketika
di SMA yang orangnya tidak percaya diri. Setiap kali guru memberi tugas
pribadi, dia sering mencontek hasil teman. Apalagi kalau tugas fisika dan
kimia. Padahal sebenarnya dia bisa mengerjakan, namun dia lebih yakin dengan
jawaban teman. Pernah suatu hari ada kuis dadakan fisika, dia bisa mengerjakan
soal itu, tapi tidak tahu kenapa tiba-tiba jawabannya dihapus dan diganti
dengan jawaban temannya, dan setelah dikoreksi ternyata jawaban yang tadi dia
hapus justru itu yang benar (ide irasional yang menyebabkan dan memperparah
neurosis). Melihat kenyataan itu dia menjadi sangat kecewa. Kemudian di lain
waktu, perlahan dia mulai mengurangi untuk mencontek dan berusaha yakin dengan
jawaban sendiri.
c)
Menurut Pavlov
Teman saya ketika di SMP, dia
sudah mempunyai pacar. Dan pacarnya setiap berangkat ke sekolah selalu memakai motor juiter yang berwarna
biru(stimulus tidak terkondisi) dengan suara motornya yang khas karena
knalpotnya yang sudah dimodifikasi. Setiap kali terlihat ada motor jupiter
warna biru dengan suaranya yang khas (stimulus yang terkondisi), teman saya
langsung keluar kelas karena dia tahu itu pacarnya. Dan suatu hari dia merasa
tertipu karena ada salah satu teman yang suara motornya mirip dengan motor
pacarnya. Dia mengira bahwa itu motor pacarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar