Minggu, 18 November 2012

Teori belajar behaviorisme dan kognitif




TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER
PSIKOLOGI BELAJAR

Oleh:

                                              
                                               EFRILIYA NINGSIH (1013052022)
                                               




     






PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
1.      Klasifikasikan teori-teori belajar yang sudah Anda pelajari berdasarkan alirannya masing-masing!
Teori belajar behaviorisme:
a)      Edward Lee Thorndike
b)      Ivan Petrovich Pavlov
c)      B.F. Skinner
d)      Albert Bandura
e)      Edwin Ray Guthrie
Teori belajar kognitif:
a)      Jean Piaget
b)      Gestalt
2. Uraikan perbedaan teori belajar berdasarkan aliran-aliran yang telah Anda sebutkan pada soal nomor satu!
1) Teori belajar behaviorisme
Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek mental. Behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Teori kaum behavioris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti, teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan mempengaruhi perilaku mereka. Dari hal ini, timbullah konsep “manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini adalah:
a.      Mementingkan faktor lingkungan
b.      Menekankan pada faktor bagian
c.       Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif
d.      Bersifat mekanisme
e.      Mementingkan masa lalu
f.        Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
g.      Mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil
h.      Menekankan pentingnya latihan
i.        Mementingkan mekanisme hasil hasil belajar
j.        Mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Pada teori ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinfercement dari lingkungan. Dengan demikian, dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.
2) Teori belajar kognitif
Tidak seperti halnya belajar menurut perspektif behavioris di mana perilaku manusia tunduk pada peneguhan dan hukuman, pada perspektif kognitif ternyata ditemui tiap individu justru merencanakan respon perilakunya, menggunakan berbagai cara yang bisa membantu dia mengingat serta mengelola pengetahuan secara unik dan lebih berarti. Teori belajar yang berasal dari aliran psikologi kognitif ini menelaah bagaimana orang berpikir, mempelajari konsep, dan menyelesaikan masalah. Hal yang menjadi pembahasan sehubungan dengan teori ini adalah tentang jenis pengetahuan dan memori
Jenis pengetahuan
Menurut pendekatan kognitif yang mutakhir, elemen terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu dalam situasi belajar. Dengan kata lain, apa yang telah kita ketahui akan sangat menentukan apa yang akan menjadi perhatian, dipersepsi, dipelajari, diingat ataupaun dilupakan. Pengetahuan bukan hanya hasil dari proses belajar sebelumnya, tetapi juga membimbing proses belajar berikutnya. Pengetahuan dasar yang luas ternyata lebih penting dibandingkan strategi belajar yang tersedia yang terbaik sekalipun. Terlebih bila pengetahuan dan wawasan yang luas ini disertai dengan strategi yang baik tentu akan membawa hasil yang lebih baik. Perspektif kognitif membagi pengetahuan menjadi tiga bagian, yaitu:
·     Pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang bisa dideklarasikan biasanya dalam bentuk kata atau singkatnya pengetahuan konseptual.
·     Pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang tahapan yang harus dilakukan, misalnya dalam hal pembagian satu bilangan ataupun cara kita mengemudikan sepeda, singkatnya pengetahuan bagaimana.
·     Pengetahuan kondisional, adalah pengetahuan dalam hal “kapan dan mengapa” pengetahuan deklaratif dan prosedural digunakan.
Pengetahuan deklaratif rentangnya sangat beragam, bisa berupa pengetahuan tentang fakta (misalnya, bumi berputar mengelilingi matahari dalam kurun waktu tertentu), generalisasi (setiap benda yang dilempar ke angkasa akan jatuh ke bumi karena adanya gaya gravitasi), pengalaman pribadi (apa yang diajarkan guru sains secara menyenangkan) atau aturan (untuk melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan, maka pembilang harus disamakan terlebih dahulu). Menyatakan proses penjumlahan atau pengurangan pada bilangan pecahan menunjukkan pengetahuan deklaratif, namun bila siswa mampu mengerjakan perhitungan tersebut, maka dia sudah memiliki pengetahuan prosedural. Guru dan siswa yang mampu menyelesaikan soal melalui rumus tertentu atau menerjemahkan teks bahasa Inggris adalah contoh kemampuan pengetahuan prosedural lainnya. Seperti halnya siswa yang mampu berenang dalam satu gaya tertentu, berarti dia sudah menguasai pengetahuan prosedural hal tersebut. Dengan kata lain, penguasaan pengetahuan ini juga dicirikan oleh praktek yang dilakukan. Sedangkan pengetahuan kondisional adalah kemampuan untuk dapat mengaplikasikan kedua jenis pengetahuan di atas. Pengetahuan kondisional merupakan hal yang penting dimiliki siswa, karena menentukan penggunaan konsep dan prosedur yang tepat. Terkadang siswa mengetahui fakta dan dapat melakukan satu prosedur pemecahan masalah tertentu, namun sayangnya mengaplikasikannya pada waktu dan tempat yang kurang tepat. Ada hal penting untuk mengidentifikasikan jenis pengetahuan bagi guru ketika mengajar. Mempelajari informasi tentang pokok bahasan tertentu tidak selalu menyebabkan siswa akan menggunakan informasi tersebut. Tidak juga latihan menyelesaikan banyak topikbahasan tertentu, akan membantu mereka memahami satu prinsip lebih mendalam. Mengetahui suatu topik, mengetahui prosedural penyelesaian masalah, serta tahu kapan dan mengapa menggunakan pengetahuan tersebut adalah hasil belajar yang berbeda-beda, dan tentu saja ini perlu diajarkan dengan cara yang berbeda pula.
Model pengolahan informasi
Untuk menggunakan tiga jenis pengetahuan di atas, tentunya kita harus dapat mengingat dengan baik. Hal berikutnya teori belajar yang dibahasdalam perspektif kognitf ini adalah tentang bagaimana individu mengingat dan bagian apa saja dari memori yang bekerja dalam proses berpikir seperti pada pemecahan masalah. Model pengolahan informasi merupakan salah satu model dari perspektif teori belajar ini yang menjelaskan kerja memori manusia sesuai dengan analogi komputer, yang meluputa tiga macam sistem penyimpanan ingatan: memori sensori, memori kerja, dan memori jangka panjang.
·        Memori sensori adalah sistem mengingat stimuli secara cepat sehingga analisis persepsi dapat terjadi.
·        Memori kerja atau memori jangka pendek, menyimpan lima sampai sembilan informasi pada satu waktu sampai sekitar 20 detik, yang cukup lama untuk pengolahan informasi terjadi. Informasi yang dikodekan serta persepsi tiap individu akan menentukan apa yang perlu disimpan di memori kerja ini.
·        Memori jangka panjang, menyimpan informasi yang sangat besar dalam waktu yang lama. Infermasi di dalamnya disimpan dalam bentuk secara verbal dan visual. Terdapat tiga jenis memori jangka panjang, yaitu: episodik, prosedural, dan semantik. Episodik adalah jenis memori yang berhubungan dengan informasi pada waktu dan tempat tertentu, khususnya ingatan yang bersifat pribadi. Memori jenis ini bersifat teratur. Memori yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sesuatu disebut memori prosedural.  Sedangkan memori semantik adalah memori untuk pemahaman, yaitu memori untuk konsep, prinsip dan hubungannya. Dua hal yang disimpan dalam memori semantik disebut dengan imaji dan skema. Imaji adalah representasi yang didasarkan pada persepsi visual terhadap struktur informasi.  Sedangkan skema adalahstruktur pengetahuan abstrak yang mengatur sejumlah besar informasi. Skema adalah pola atau panduan untuk memahami kejadian, konsep atau keterampilan.

3. Jelaskan hal-hal di bawah ini!
 A. Guru sebagai pribadi kunci
Secara keseluruhan guru adalah figure yang menarik perhatian semua orang, baik dalam keluaga, dalam masyarakat, atau di sekolah. Tidak ada seorang pun yang tidak mengenal figure guru. Hal ini karena guru itu bermacam-macam. Masyarakat melihat guru sebagai figure yang kharismatik, kemuliaan seorang guru tercermin dari kepribadian sebagai manifestasi dari sikap dan perilaku dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sedikit cela dan nista dari pribadi guru, maka masyarakat akan mencaci habis-habisan dan hilanglah wibawa itu.
Di sekolah, figure guru merupakan pribadi kunci. Gurulah panutan utama bagi anak didik. Semua sikap dan perilaku guru akan dilihat, didengar, dan ditiru oleh anak didik. Sebagai pribadi yang selalu digugu dan ditiru, tidaklah berlebihan bila anak didik selalu mengharapkan figure guru yang senantiasa memperhatikan kepentingan mereka. Figure guru yang selalu memperhatikan kepentingan anak didik biasanya mendapatkan ekstra perhatian dari anak didik. Anak didik senang dengan sikap dan perilaku yang baik dan diperlihatkan oleh guru. Seperti dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah (1994: 61), Frend W, Hart telah melakukan penelitian terhadap 3,725 orang anak didik HIG HTS School di Amerika Serikat. Dari hasil penelitian itu, dia menyimpulkan dengan mengemukakan 10 sikap yang baik dan disenangi anak didik sebagai berikut:
1)       Sikap menolong pekerjaan sekolah dan menerangkan pelajaran dengan jelas dan mendalam serta menggunakan contoh-contoh yang baik dalam mengajar
2)      Periang dan gembira
3)       Bersikap bersahabat, merasa sebagai anggota dalam kelompok kelas
4)      Menaruh perhatian dan memahami anak didiknya
5)      Berusaha agar pekerjaan menarik
6)      Tegas, sanggup menguasai kelas dan dapat membangkitkan rasa hormat
7)      Tidak ada yang lebih disenangi, tidak pilih kasih
8)      Tidak suka mengomel, mencela, dan sarkastis
9)      Anak didik benar-benar merasakan bahwa ia mendapatkan sesuatu dari guru
10)  Mempunyai pribadi yang dapat diambil contoh dari pihak anak didik dan masyarakat lingkungannya.
B. Guru sebagai pengajar dan pendidik
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Unsur manusiawi lainnya adalah anak didik. Guru dan anak didik berada dalam suatu relasi kejiwaan, keduanya berada dalam proses interaksi edukatif dengan tugas dan peranan yang berbeda. Guru yang mengajar dan mendidik dan anak didik yang belajar dengan menerima bahan pelajaran dari guru di kelas. Oleh karena itu, walaupun mereka berlainan secara fisik dan mental, tetapi mereka tetap seiring dan setujuan untuk mencapai kebaikan akhlak, kebaikan moral, kebaikan hukum, kebaikan sosial dan sebagainya. Semua norma tersebut tidak akan pernah dimiliki oleh anak didik bila guru tidak mentrasformasikannya dengan kegiatan belajar mengajar.
Mengajar adalah tugas guru untuk menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar, karenanya Witherington (1986: 1135) mengatakan bahwa mengajar adalah trasfer of knowledge kepada anak didik. Mengajar selalu berlangsung dalam suatu kondisi yang disengaja untuk diciptakan untuk mengantarkan anak didik ke arah kemajuan dan kebaikan.
Guru adalah spiritual father bagi anak didik. Kemuliaan guru akan tercermin dalam kebaikan perilaku anak didik. Sekolah sebagai panti rehabilitasi anak merupakan laboratorium keilmuan bagi guru dalam mengajar dan membelajarkan anak didik dalam perspektif keilmuan. Di tempat ini, anak didik belajar bebas terpimpin, aktif kreatif, dan mandiri di bawah bimbingan dan pengawasan yang mulia dari guru.
C.  Prinsip-prinsip mengajar sebagai pijakan guru, yaitu:
- asas perhatian, yaitu asas membangkitkan perhatian murid-murid.
- asas aktivitas, yaitu asas mengaktifkan jasmani dan mental murid-murid.
- asas apersepsi, yaitu asas menghubungkan dengan apa yang telah dikenal anak.
- asas peragaan, yaitu asas memperagakan pengajaran.
- asas ulangan, yaitu mengadakan ulangan-ulangan yang teratur.
- asas korelasi, yaitu mengadakan hubungan dengan pelajaran lainnya.
- asas konsentrasi, yaitu asas pemusatan pada pokok masalah.
- asas individualisasi, yaitu asas penyesuaian pada sifat dan bakat masing-masing anak.
- asas sosialisasi, yaitu menciptakan atau menyesuiakan dengan lingkungan.
- asas evaluasi, yaitu mengadakan penilaian yang tepat dan teliti.
4. Uraikan teori belajar menurut Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne, dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase, yaitu:
1)      Motivasi
2)      Pemahaman
3)      Pemerolehan
4)      Penyimpanan
5)      Ingatan kembali
6)      Generalisasi
7)      Perlakuan, dan
8)      Umpan balik.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar