Minggu, 18 November 2012

pengertian, persyaratan, dan bentuk TES




TUGAS PSIKOLOGI BELAJAR

Oleh:

                                               EFRILIYA NINGSIH (1013052022)
                                              



     




PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011

1.      Jelaskan pengertian penilaian!
Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan dapatdilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak bias. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran, sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya.
Dalam sistem evaluasi hasil belajar, penilaian merupakan langkah lanjutan setelah dilakukan pengukuran. Informasi yang diperoleh dari informasi selanjutnya dideskripsikan dan ditafsirkan. Karenanya, menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditefsirkan dalam bentuk nilai.
Menurut Djemari Mardapi (2004: 18) ada dua acuan yang dapat dipergunakan dala melakukan penilaian, yaitu acuan norma dan acuan kriteria. Dalam melakukan penilaian di bidang pendidikan, kedua acuan ini dapat dipergunakan. Acuan norma berasumsi bahwakemampuan seseorang berbeda serta dapat digambarkan menurut kurva distribusi normal. Sedangkan acuan kriteria berasumsi bahwa apapun bisa dipelajari semua orang, namun waktunya bisa berbeda.
Penggunaan acuan norma dilakukan  untuk menyeleksi dan mengetahui dimana posisi seseorang terhadap kelompoknya. Misalnya jika seseorang mengikuti tes tertentu, maka hasil tes akan memberikan gambaran dimana posisinya jika dibandingkan dengan orang lain yang mengikuti tes tersebut. Adapun acuan kriteria dipergunakan untuk menentukan kelulusan seseorang dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Acuan ini biasanya digunakanuntuk menentukan kelulusan seseorang. Seseorang yang dikatakan telah lulus berarti bisa melakukan apa yang terdapat dalam kriteria yang telah ditetapkan dan sebaliknya. Acuan kriteria biasanya digunakan untuk ujian-ujian praktek. Dengan adanya acuan norma atau kriteria, hasil yang sama yang didapat dari pengukuran ataupun penilaian  akan dapat diinterpretasikanberbeda sesuai dengan acuan yang digunakan. Misalnya, kecepatan kendaraan 40 km/jam akan memiliki interpretasi yang berbeda apabila kendaraan tersebut adalah sepeda dan mobil.  

 2. Jelaskan persyaratan suatu tes!
1.      Validitas
Validitas berarti kualitas yang paling penting dalam suatu tes. Validitas tes menunjuk kepada pengertian apkah hasil sesuai dengan kriteria yang telah dirumuskan dan hingga mana tes tersebut telah mengukurnya. Suatu tes dikataka valid jika tes tersebut dapat tepat mengukur kemampuan testee dengan benar dan sesungguhnya. Terdapat 4 jenis validitas, yaitu :
a.       Validitas isi yaitu untuk mengetahui kejituan dari suatu instrumen ditinjau dari segi isi instrumen tersebut yang dilakukan dengan jalan membandingkan isi instrumen dengan komponen-komponen yang harus diukur.
b.      Validitas susunan untuk mengetahui apakah suatu instrumen  memenuhi syarat-syarat validitas susunan atau tidak, maka harus membandingkan susunan instrumen tersebut dengan syarat-syarat penyusunan instrumen yang baik.
c.       Validitas bandingan kejituan suatu instrumen dilihat dari korelasinya terhadap keadaan yang sebenarnya dari responden tersebut saat pengukuran dilakukan.
d.      Validitas ramalan kejituan dari suatu instrumen ditinjau dari kemampuan instrumen tersebut meramalkan keadaan individu pada masa yang akan datang.

2.      Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk kepada ketetapan dari nilai yang diperoleh sekelompok individu dalam kesempatan yang berbeda dengan tes yang sama ataupun itemnya ekuivalen.
Konsep reliabilitas mendasari kesalahan yang mungkin terjadi pada nilai tunggal tertentu sebagai susunan dari kelompok itu mungkin berubah karenanya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reliabilitas adalah :
a.       Sebelum mengadakan tes harus diperhatikan terlebih dahulu keadaan fisik dan lingkungan di sekitar testi.
b.      Jika korelasi mendekati suatu atau kurang dari satu maka ketetapannya reliable, tapi kalau korelasi lebih dari satu maka tidak reliable.

3.      Kesukaran
Tingkat kesukaran dalam suatu tes merupakan suatu hal yang perlu dipertimbangkan, karena ter psikologis berbeda dengan hasil balajar. Jika soal yang diberikan dalam tes psikologis terlalu mudah, maka semua akan dijawab dengan baik. Tapi tidak akan bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya, begitu juga dengan soal yang begitu rumit. Misalnya pada tes intelegensi (IQ) yang sudah ditentukan tingkat kesukarannya untuk umur tertentu, soal tes IQ untuk murid SD akan berbeda dengan murid SMP. Kesukaran item didefinisikan sebagai presentase manusia yang menjawab item dengan benar. Kesukaran item ditentukan oleh beberapa hal, antara lain umur siswa. Dalam keadaan lain, kesukaran item digunakan untuk menentukan tingkatan. Tujuan testing untuk membedakan antara siswa yang memiliki berbagai tingkat pengetahuan mengenai suatu subyek.

4.      Diskriminasi
Dalam analisis beda, arah kecenderunganalternatif jawaban pada item dipilih menjadi dua, jawaban satu dan dua. Pembagian arah jawaban tes tidak mengandung arti bahwa jawaban satu lebih baik daripada jawaban dua. Pembagian tersebut hanya sebagai kode. Bila kemungkinan jawaban suatu item terdiri dari dua alternatif, maka penentuan arah jawaban dapat dilakukan dengan mudah.



5.      Balance
Suatu tes yang baik harus seimbang. Semua aspek yang akan diukur tak hanya menumpuk pada suatu item tertentu hingga hasil tes dapat mengukur apa yang akan diukur dan dapat mengungkapkan apa yang sebenarnya yang harus diungkapkan.


6.      Efisiensi dan Objektivitas
Efisiensi dapat berarti waktu yang diperlukan untuk menjawab item-item atau pertanyaan dalam melaksanakan tes dipergunakan dengan secepat mungkin. Objektivitas berarti dalam pelaksanaan tes seharusnya diperoleh skor yang sesuai dengan kemampuan testi atau bersifat apa adanya (objektif). Penilaian dengan objektivitas disebut dengan penilaian objektif. Suatu yang objektif akan memberi hasil yang sama bila dinilai oleh tester yang berbeda. Tipe tes yang objektif yang paling lazim adalah beri pertanyaan multiple choice, semua jawabannya bersifat khas  dan telah ditentukan sebelumnya. Tipa lainnya yaitu tes yang berisi pertanyaan-pertanyaan  “true and false” dimana seseorang akan mengisi blangko dengan suatu cara atau ungkapan-ungkapan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tipe lain misalnya :
a.       Multiple Choice Item
Multiple choice terdiri dari stem dan nomor respon yang mungkin. Stem mungkin kalimat yang tibak lengkap atau pertanyaan. Jika stem merupakan kalimat yang tidak lengkap, tugas siswa adalah melengkapi dengan pernyataan yang paling tepat. Jika item merupakan pertanyaan, kita harus memberikan alternatif jawaban yang mungkin. Siswa disuruh memilih jawaban yang benar atau paling tepat. Alternatif jawaban yang benar dan beberapa pengecoh.
b.      True-False Item
True-false item adalah kalimat deklaratif, siswa menilai pernyataan yang disajlkan benar atau salah. Terdapat beberapa argumen mengenai true-false item ini; pertama, true-false item ini hanya dapat mengukur pengetahuan saja. Argumen kedua, true-false item bersifat ambigu. Seringkali keambiguan ini dirasakan oleh siswa yang tidak mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab item. Argumen ketiga, pendidik yakin bahwa siswa dapat memperoleh skor tinggi dengan menebak, karena hanya dua pilihan maka siswa mempunyai kesempatan 50% untuk mendapatkan jawaban benar atau salah dengan menebak.
c.       Matching Item
Matching terdiri dari dua paralel daftar, yang satu berisi stimulus atau stem yang lain berisi respon yang mungkin. Tugas siswa adalah mencocokkan bentuk dari dua daftar, hal ini adalah menyeleksi respon yang paling cocok untuk setiap stimulus. Stimulus dapat menggunakan pernyataan verbal. Bagaimanapun, matching item cocok untuk beberapa tipe materi.

d.      Short Answer
Short answer memberikan beberapa tipe item yang akan direspon siswadengan kata, phrase, kalimat, simbol atau nomor. Short answer yang sering digunakan adalah melengkapi item dengan kalimat atau beberapa kata yang hilang.
e.       Essay Question
Essay question terdiri dari pernyataan, seringkali beberapa kalimat panjang  yang menggambarkan situasi dan atau problem. Tugas siswa adalah menulis essay untuk menjawab problem yang dituju. Jawaban ini mungkin satu paragraf atau beberapa halaman. Perbadaan antara short answer dengan essay question lebih ditekankan pada mengorganisasikan dan menggabungkan materi. Problem dapat dilakukan dengan berbagai cara.
f.        Problems
Dalam beberapa cara problem memberikan fungsi yang sama dalam kursus matematika dan science sebagai essay question yang dikerjakan dalam studi sosial dan kursus humanity. Situasi dan atau beberapa informasi disajikan dan tugas siswa adalah memberikan solusi.
7.      Kespesifikan
Suatu tes psikologis dilakukan untuk dapat mengungkapkan kompetensi seseorang, seperti tes intelegensi harus dapat mengungkapkan kemampuan dasar dan inteligensi orang tersebut, demikian juga dengan tes bakat yang harus mampu mengungkapkan bakat yang dimiliki seseorang.
8.      Kecepatan
Mengacu kapada waktu dalam pelaksanan tes. Waktu dalam pelaksanaan tes itu tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat. Untuk menetukan tes yang baikdan efisien maka dapat dipertimbangkan melalui try out.


3.  Jelaskan bentuk-bentuk tes!
Test dalam lapangan pendidikan dapat dibagi atas dasar strukturnya, fungsinya dan atas dasar cara menjawabnya. Pembagian test atas dasar fungsinya :
a.      Test bakat, ini untuk menyelidiki bakat seseorang. Seashor telah menciptakan test untuk menyelidiki bakat seni seseorang (seni lukis).
b.      Test kecakapan (achievementatif), yaitu test untuk menyelidiki apa yang telah dicapai dalam pelajaran selama semester.
c.       Tes ikhtisar umum (general survey test), yaitu test yang dipergunakan untuk mendapatkan gambaran-gambaran umum mengenai pengetahuan seseorang dibandingkan dengan orang lain dalam kelas.
d.      Test diagnosi, yaitu test yang dipergunakan untuk mengetahui setepat mungkin kelemahan-kelemahan yang dihadapi oleh murid dalam mata pelajaran tertentu misal : kesukaran anak dalam berhitung.
e.      Test kecepatan (speed test), yaitu test yang dipergunakan untuk mengkur kecepatan dalam melakukan tugas tertentu (Kreaplin).
f.        Test psikotest (test prognostik), yaitu suatu test untuk meramalkan kemungkinan yang kiranya dapat dicapai pada masa yang akan datang.
g.      Test kemampuan (power test), yaitu mata test untuk menyelesaikan serentetan tugas, dari yng termudah ke tugas yang tersukar.
Pada kesanggupan waktu disediakan cukup lama yang cukup untuk mengerjakan tugas itu, akan tetapi besarnya tugas tersebut tak dapat diselesaikan. Bila test dibagi atas dasar strukturnya, ada dua test yaitu test essay dan test obyektif. Test essay dapat berbentuk lisan dan tulisan.
Test obyektif ada lima macam :
1)      Benar salah (true false)
2)      Bentuk menjodohkan (meching test)
3)      Bentuk mengisi (completation test)
4)      Bentuk jawaban banyak (multiple choise)
5)      Hubungan sebab akibat.

Test lisan (ujian lisan) merupakan bentuk ujian yang tertentu, kelemahan test ini antara lain :
1.      Guru harus mengingat-ingat jawaban anak, di samping  ia mengerjakan pertanyaan  (ini adalah hal yang sukar dikerjakan).
2.      Pertanyaan yang diberikan kepada masing-masing anak tidak sama.
3.      Faktor subjektivitas sulit dihilangkan.
Test obyektifmenunjukkan kelebihan dalam beberapa hal antara lain :
a.       Penilaian lebih objektif
b.      Mudah diskor
c.       Pertanyaan yang diberikan dapat mencakup sebagian besar bahan pelajaran
d.      Bahasa yang dipakai sederhana dan pendek
e.       Jawaban sudah pasti.
Kelemahan test obyektif :
1.      Test obyektif tidak mungkin dipergunakan untuk menyelidiki kemampuan anak berpikir secara teratur. Berpikir secara teratur bila anak memberikan uraian tentang sesuatu baik secara lisan maupun tertulis. Test obyektif tidak menyediakan bentuk jawaban yang berwujud uraian itu. Usaha kecakapan itu hanya dapat diketahui dalam ujian yang berbentuk essay.
2.      Membuat test obyektif membutuhkan waktu lama. Setelah kita ketahui kebaikan dan kelemahan test-test tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa tes obyektif tidak dapat mengganti kedudukan test essay, tetapi test obyektif tidak dapat mengurangi kelemahan yang terdapat pada test essay dan ada kebaikan yang terdapat pada test essay tidak dapat kita temui pada test obyektif. Maka dalam lapangan pengukuran penilaian kedua macam bentuk test tersebut masih perlu dipakai kadua-duanya.



4.      Menjelaskan tes buatan guru!
Tes yang pada umumnya digunakan guru untuk mengevaluasi  hasil belajar siswa adalah evaluasi formatif, sumatif, dan remidial/her (perbaikan).
a.       Evaluasi formatif digunakan oleh guru dan siswa. Untuk guru, formatif merupakan umpan balikuntuk mengetahui penguasaan siswa akan pelajaran yang diberikan (indikator) menilai keberhasilan metode mengajar, meramalkan nilai penilaian sumatif. Untuk siswa, membantu merencanakan urutanbelajar dan perbaikan kelemahan penguasaan pelajaran. Evaluasi ini menitik beratkan pada penukuran ketercapaian indikator yang telah ditentukan, dan sistem yang digunakan adalah Criterion Referenced Test (CRT) atau Penilaian Acuan Patokan (PAP) (Woolfolk dan Nicolich, 1984:566).
b.      Evaluasi sumatif digunakan untuk menentukan nilai siswa, keterangan tentang keterampilan dan kecakapan, keberhasilan belajar siswa, titik tolak pelajaran berikutnya, indikator prestasi siswa pada kelompoknya. Evaluasi ini menitik beratkan pada status individu siswa dalam kelompok. Pada umumnya, sistem panilaian adalah Norm Referenced Test (NRT) atau Penilaian Acuan Norma (PAN)(Woolfolk dan Nicolich, 1984: 570).
c.       Sedangkan her (perbaikan) digunakan memperbaaiki skor siswa yang diperoleh dalam tes sumatif.
 
5.      Menjelaskan cara memberikan nilai!
untuk memberi nilai bagi test jamak dan benar salah dipergunakan rumus :
Skor   = B-       S
                      D – 1
B = jumlah jawaban yang benar
S = jumlah jawaban yang salah
D = jawaban yang disediakan untuk tiap-tiap pertanyaan.
Rumus di atas dipergunakan dengan maksud untuk mengurangi jawaban yang ngawur (asal menjawab) mendapat skor yang baik. Sebab hal ini dapat mencerminkan pengetahuan anak mengenai bahan yang diujikan. Terutama mengenai tes benar salah, rumus itu harus dipergunakan. Skor untuk benar salah adalah jumlah jawaban yang dikurangi jawaban salah. Tetapi, seringkali pada tes berbentuk jawaban jamak rumus tersebut tidak dipergunakan. Perhitungan skor hanya didasarkan atas  jumlah jawaban yang benar, hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa bagi mereka yang mengerjakan secara ngawur (asal menjawab saja) kemungkinan untuk mendapatkan jawaban yang tepat sangat kecil.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar