TUGAS PSIKOLOGI BELAJAR
Oleh:
EFRILIYA
NINGSIH (1013052022)

PENDIDIKAN
BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2011
1. Jelaskan
pengertian penilaian!
Penilaian
merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini.
Peningkatan kualitas pendidikan dapatdilihat dari nilai-nilai yang diperoleh
siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak
bias. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang
kualitas pembelajaran, sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru
merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang
baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya.
Dalam
sistem evaluasi hasil belajar, penilaian merupakan langkah lanjutan setelah
dilakukan pengukuran. Informasi yang diperoleh dari informasi selanjutnya
dideskripsikan dan ditafsirkan. Karenanya, menurut Djemari Mardapi (1999: 8)
penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh
karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah
penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat
pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditefsirkan dalam bentuk nilai.
Menurut
Djemari Mardapi (2004: 18) ada dua acuan yang dapat dipergunakan dala melakukan
penilaian, yaitu acuan norma dan acuan kriteria. Dalam melakukan penilaian di
bidang pendidikan, kedua acuan ini dapat dipergunakan. Acuan norma berasumsi
bahwakemampuan seseorang berbeda serta dapat digambarkan menurut kurva
distribusi normal. Sedangkan acuan kriteria berasumsi bahwa apapun bisa dipelajari
semua orang, namun waktunya bisa berbeda.
Penggunaan
acuan norma dilakukan untuk menyeleksi
dan mengetahui dimana posisi seseorang terhadap kelompoknya. Misalnya jika
seseorang mengikuti tes tertentu, maka hasil tes akan memberikan gambaran dimana
posisinya jika dibandingkan dengan orang lain yang mengikuti tes tersebut.
Adapun acuan kriteria dipergunakan untuk menentukan kelulusan seseorang dengan
membandingkan hasil yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Acuan ini biasanya digunakanuntuk menentukan kelulusan seseorang.
Seseorang yang dikatakan telah lulus berarti bisa melakukan apa yang terdapat
dalam kriteria yang telah ditetapkan dan sebaliknya. Acuan kriteria biasanya
digunakan untuk ujian-ujian praktek. Dengan adanya acuan norma atau kriteria,
hasil yang sama yang didapat dari pengukuran ataupun penilaian akan dapat diinterpretasikanberbeda sesuai
dengan acuan yang digunakan. Misalnya, kecepatan kendaraan 40 km/jam akan memiliki
interpretasi yang berbeda apabila kendaraan tersebut adalah sepeda dan
mobil.
2. Jelaskan persyaratan suatu tes!
1. Validitas
Validitas
berarti kualitas yang paling penting dalam suatu tes. Validitas tes menunjuk
kepada pengertian apkah hasil sesuai dengan kriteria yang telah dirumuskan dan
hingga mana tes tersebut telah mengukurnya. Suatu tes dikataka valid jika tes
tersebut dapat tepat mengukur kemampuan testee dengan benar dan sesungguhnya.
Terdapat 4 jenis validitas, yaitu :
a. Validitas
isi yaitu untuk mengetahui kejituan dari suatu instrumen ditinjau dari segi isi
instrumen tersebut yang dilakukan dengan jalan membandingkan isi instrumen
dengan komponen-komponen yang harus diukur.
b. Validitas
susunan untuk mengetahui apakah suatu instrumen
memenuhi syarat-syarat validitas susunan atau tidak, maka harus
membandingkan susunan instrumen tersebut dengan syarat-syarat penyusunan
instrumen yang baik.
c. Validitas
bandingan kejituan suatu instrumen dilihat dari korelasinya terhadap keadaan
yang sebenarnya dari responden tersebut saat pengukuran dilakukan.
d. Validitas
ramalan kejituan dari suatu instrumen ditinjau dari kemampuan instrumen
tersebut meramalkan keadaan individu pada masa yang akan datang.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk
kepada ketetapan dari nilai yang diperoleh sekelompok individu dalam kesempatan
yang berbeda dengan tes yang sama ataupun itemnya ekuivalen.
Konsep reliabilitas
mendasari kesalahan yang mungkin terjadi pada nilai tunggal tertentu sebagai
susunan dari kelompok itu mungkin berubah karenanya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam reliabilitas adalah :
a.
Sebelum mengadakan tes harus
diperhatikan terlebih dahulu keadaan fisik dan lingkungan di sekitar testi.
b.
Jika korelasi mendekati suatu
atau kurang dari satu maka ketetapannya reliable, tapi kalau korelasi lebih
dari satu maka tidak reliable.
3. Kesukaran
Tingkat
kesukaran dalam suatu tes merupakan suatu hal yang perlu dipertimbangkan,
karena ter psikologis berbeda dengan hasil balajar. Jika soal yang diberikan
dalam tes psikologis terlalu mudah, maka semua akan dijawab dengan baik. Tapi
tidak akan bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya, begitu juga dengan soal yang
begitu rumit. Misalnya pada tes intelegensi (IQ) yang sudah ditentukan tingkat
kesukarannya untuk umur tertentu, soal tes IQ untuk murid SD akan berbeda
dengan murid SMP. Kesukaran item didefinisikan sebagai presentase manusia yang
menjawab item dengan benar. Kesukaran item ditentukan oleh beberapa hal, antara
lain umur siswa. Dalam keadaan lain, kesukaran item digunakan untuk menentukan
tingkatan. Tujuan testing untuk membedakan antara siswa yang memiliki berbagai
tingkat pengetahuan mengenai suatu subyek.
4. Diskriminasi
Dalam
analisis beda, arah kecenderunganalternatif jawaban pada item dipilih menjadi
dua, jawaban satu dan dua. Pembagian arah jawaban tes tidak mengandung arti
bahwa jawaban satu lebih baik daripada jawaban dua. Pembagian tersebut hanya
sebagai kode. Bila kemungkinan jawaban suatu item terdiri dari dua alternatif,
maka penentuan arah jawaban dapat dilakukan dengan mudah.
5. Balance
Suatu
tes yang baik harus seimbang. Semua aspek yang akan diukur tak hanya menumpuk
pada suatu item tertentu hingga hasil tes dapat mengukur apa yang akan diukur
dan dapat mengungkapkan apa yang sebenarnya yang harus diungkapkan.
6. Efisiensi
dan Objektivitas
Efisiensi
dapat berarti waktu yang diperlukan untuk menjawab item-item atau pertanyaan
dalam melaksanakan tes dipergunakan dengan secepat mungkin. Objektivitas
berarti dalam pelaksanaan tes seharusnya diperoleh skor yang sesuai dengan
kemampuan testi atau bersifat apa adanya (objektif). Penilaian dengan
objektivitas disebut dengan penilaian objektif. Suatu yang objektif akan
memberi hasil yang sama bila dinilai oleh tester yang berbeda. Tipe tes yang
objektif yang paling lazim adalah beri pertanyaan multiple choice, semua
jawabannya bersifat khas dan telah
ditentukan sebelumnya. Tipa lainnya yaitu tes yang berisi
pertanyaan-pertanyaan “true and false”
dimana seseorang akan mengisi blangko dengan suatu cara atau ungkapan-ungkapan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Tipe lain misalnya :
a.
Multiple Choice Item
Multiple
choice terdiri dari stem dan nomor respon yang mungkin. Stem mungkin kalimat
yang tibak lengkap atau pertanyaan. Jika stem merupakan kalimat yang tidak
lengkap, tugas siswa adalah melengkapi dengan pernyataan yang paling tepat.
Jika item merupakan pertanyaan, kita harus memberikan alternatif jawaban yang
mungkin. Siswa disuruh memilih jawaban yang benar atau paling tepat. Alternatif
jawaban yang benar dan beberapa pengecoh.
b.
True-False Item
True-false
item adalah kalimat deklaratif, siswa menilai pernyataan yang disajlkan benar
atau salah. Terdapat beberapa argumen mengenai true-false item ini; pertama,
true-false item ini hanya dapat mengukur pengetahuan saja. Argumen kedua,
true-false item bersifat ambigu. Seringkali keambiguan ini dirasakan oleh siswa
yang tidak mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab item. Argumen
ketiga, pendidik yakin bahwa siswa dapat memperoleh skor tinggi dengan menebak,
karena hanya dua pilihan maka siswa mempunyai kesempatan 50% untuk mendapatkan
jawaban benar atau salah dengan menebak.
c.
Matching Item
Matching
terdiri dari dua paralel daftar, yang satu berisi stimulus atau stem yang lain
berisi respon yang mungkin. Tugas siswa adalah mencocokkan bentuk dari dua
daftar, hal ini adalah menyeleksi respon yang paling cocok untuk setiap stimulus.
Stimulus dapat menggunakan pernyataan verbal. Bagaimanapun, matching item cocok
untuk beberapa tipe materi.
d.
Short Answer
Short
answer memberikan beberapa tipe item yang akan direspon siswadengan kata,
phrase, kalimat, simbol atau nomor. Short answer yang sering digunakan adalah
melengkapi item dengan kalimat atau beberapa kata yang hilang.
e.
Essay Question
Essay
question terdiri dari pernyataan, seringkali beberapa kalimat panjang yang menggambarkan situasi dan atau problem.
Tugas siswa adalah menulis essay untuk menjawab problem yang dituju. Jawaban
ini mungkin satu paragraf atau beberapa halaman. Perbadaan antara short answer
dengan essay question lebih ditekankan pada mengorganisasikan dan menggabungkan
materi. Problem dapat dilakukan dengan berbagai cara.
f.
Problems
Dalam
beberapa cara problem memberikan fungsi yang sama dalam kursus matematika dan
science sebagai essay question yang dikerjakan dalam studi sosial dan kursus
humanity. Situasi dan atau beberapa informasi disajikan dan tugas siswa adalah
memberikan solusi.
7. Kespesifikan
Suatu
tes psikologis dilakukan untuk dapat mengungkapkan kompetensi seseorang,
seperti tes intelegensi harus dapat mengungkapkan kemampuan dasar dan
inteligensi orang tersebut, demikian juga dengan tes bakat yang harus mampu
mengungkapkan bakat yang dimiliki seseorang.
8. Kecepatan
Mengacu
kapada waktu dalam pelaksanan tes. Waktu dalam pelaksanaan tes itu tidak
terlalu lama dan tidak terlalu cepat. Untuk menetukan tes yang baikdan efisien
maka dapat dipertimbangkan melalui try out.
3. Jelaskan bentuk-bentuk tes!
Test
dalam lapangan pendidikan dapat dibagi atas dasar strukturnya, fungsinya dan
atas dasar cara menjawabnya. Pembagian test atas dasar fungsinya :
a. Test
bakat, ini untuk menyelidiki bakat seseorang. Seashor telah menciptakan test
untuk menyelidiki bakat seni seseorang (seni lukis).
b. Test
kecakapan (achievementatif), yaitu test untuk menyelidiki apa yang telah
dicapai dalam pelajaran selama semester.
c. Tes
ikhtisar umum (general survey test), yaitu test yang dipergunakan untuk
mendapatkan gambaran-gambaran umum mengenai pengetahuan seseorang dibandingkan
dengan orang lain dalam kelas.
d. Test
diagnosi, yaitu test yang dipergunakan untuk mengetahui setepat mungkin
kelemahan-kelemahan yang dihadapi oleh murid dalam mata pelajaran tertentu
misal : kesukaran anak dalam berhitung.
e. Test
kecepatan (speed test), yaitu test yang dipergunakan untuk mengkur kecepatan
dalam melakukan tugas tertentu (Kreaplin).
f.
Test psikotest (test
prognostik), yaitu suatu test untuk meramalkan kemungkinan yang kiranya dapat
dicapai pada masa yang akan datang.
g. Test
kemampuan (power test), yaitu mata test untuk menyelesaikan serentetan tugas,
dari yng termudah ke tugas yang tersukar.
Pada
kesanggupan waktu disediakan cukup lama yang cukup untuk mengerjakan tugas itu,
akan tetapi besarnya tugas tersebut tak dapat diselesaikan. Bila test dibagi
atas dasar strukturnya, ada dua test yaitu test essay dan test obyektif. Test
essay dapat berbentuk lisan dan tulisan.
Test obyektif ada lima
macam :
1) Benar
salah (true false)
2) Bentuk
menjodohkan (meching test)
3) Bentuk
mengisi (completation test)
4) Bentuk
jawaban banyak (multiple choise)
5) Hubungan
sebab akibat.
Test lisan (ujian lisan)
merupakan bentuk ujian yang tertentu, kelemahan test ini antara lain :
1. Guru
harus mengingat-ingat jawaban anak, di samping
ia mengerjakan pertanyaan (ini
adalah hal yang sukar dikerjakan).
2. Pertanyaan
yang diberikan kepada masing-masing anak tidak sama.
3. Faktor
subjektivitas sulit dihilangkan.
Test obyektifmenunjukkan
kelebihan dalam beberapa hal antara lain :
a. Penilaian
lebih objektif
b. Mudah
diskor
c. Pertanyaan
yang diberikan dapat mencakup sebagian besar bahan pelajaran
d. Bahasa
yang dipakai sederhana dan pendek
e. Jawaban
sudah pasti.
Kelemahan test obyektif
:
1. Test
obyektif tidak mungkin dipergunakan untuk menyelidiki kemampuan anak berpikir
secara teratur. Berpikir secara teratur bila anak memberikan uraian tentang
sesuatu baik secara lisan maupun tertulis. Test obyektif tidak menyediakan
bentuk jawaban yang berwujud uraian itu. Usaha kecakapan itu hanya dapat
diketahui dalam ujian yang berbentuk essay.
2. Membuat
test obyektif membutuhkan waktu lama. Setelah kita ketahui kebaikan dan
kelemahan test-test tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa tes obyektif
tidak dapat mengganti kedudukan test essay, tetapi test obyektif tidak dapat
mengurangi kelemahan yang terdapat pada test essay dan ada kebaikan yang
terdapat pada test essay tidak dapat kita temui pada test obyektif. Maka dalam
lapangan pengukuran penilaian kedua macam bentuk test tersebut masih perlu
dipakai kadua-duanya.
4.
Menjelaskan tes buatan guru!
Tes
yang pada umumnya digunakan guru untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah evaluasi formatif,
sumatif, dan remidial/her (perbaikan).
a.
Evaluasi formatif digunakan
oleh guru dan siswa. Untuk guru, formatif merupakan umpan balikuntuk mengetahui
penguasaan siswa akan pelajaran yang diberikan (indikator) menilai keberhasilan
metode mengajar, meramalkan nilai penilaian sumatif. Untuk siswa, membantu
merencanakan urutanbelajar dan perbaikan kelemahan penguasaan pelajaran.
Evaluasi ini menitik beratkan pada penukuran ketercapaian indikator yang telah
ditentukan, dan sistem yang digunakan adalah Criterion Referenced Test (CRT)
atau Penilaian Acuan Patokan (PAP) (Woolfolk dan Nicolich, 1984:566).
b.
Evaluasi sumatif digunakan
untuk menentukan nilai siswa, keterangan tentang keterampilan dan kecakapan,
keberhasilan belajar siswa, titik tolak pelajaran berikutnya, indikator
prestasi siswa pada kelompoknya. Evaluasi ini menitik beratkan pada status
individu siswa dalam kelompok. Pada umumnya, sistem panilaian adalah Norm
Referenced Test (NRT) atau Penilaian Acuan Norma (PAN)(Woolfolk dan Nicolich,
1984: 570).
c.
Sedangkan her (perbaikan)
digunakan memperbaaiki skor siswa yang diperoleh dalam tes sumatif.
5.
Menjelaskan cara memberikan
nilai!
untuk
memberi nilai bagi test jamak dan benar salah dipergunakan rumus :
Skor = B-
S
B
= jumlah jawaban yang benar
S
= jumlah jawaban yang salah
D
= jawaban yang disediakan untuk tiap-tiap pertanyaan.
Rumus
di atas dipergunakan dengan maksud untuk mengurangi jawaban yang ngawur (asal
menjawab) mendapat skor yang baik. Sebab hal ini dapat mencerminkan pengetahuan
anak mengenai bahan yang diujikan. Terutama mengenai tes benar salah, rumus itu
harus dipergunakan. Skor untuk benar salah adalah jumlah jawaban yang dikurangi
jawaban salah. Tetapi, seringkali pada tes berbentuk jawaban jamak rumus
tersebut tidak dipergunakan. Perhitungan skor hanya didasarkan atas jumlah jawaban yang benar, hal ini didasarkan
atas pertimbangan bahwa bagi mereka yang mengerjakan secara ngawur (asal
menjawab saja) kemungkinan untuk mendapatkan jawaban yang tepat sangat kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar