Jumat, 18 Oktober 2013

macam-macam gangguan kecemasan

1. Agorafobia = ketakutan dan penghindaran terhadap tempat atau situasi dimana akan sulit atau memalukan bila harus melarikan diri atau dimana bantuan tidak mungkin ditemukan bila terjadi serangan panik atau simptom seperti panik.
2. gangguan panik tanpa agorafobia = timbulnya serangan-serangan panik yang tak terduga dan berulang dan adanya keprihatinan yang persisten tentang hal tersebut, tetapi tanpa disertai agorafobia.
3. gangguan kecemasan menyeluruh = tingkat kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan serta persisten yang tidak terkait dengan suatu objek, situasi atau aktivitas tertentu.
4. gangguan panik dengan agorafobia = serangan-serangan panik yang tak terduga dan berulang dan adanya keprihatinan yang persisten tentang hal tersebut, disertai dengan adanya agorafobia.
5. fobia spesifik = kecemasan yang secara klinis signifikan, berhubungan dengan pemaparan terhadap situasi atau objek yang spesifik, seringkali disertai dengan penghindaran stimuli tersebut.
6. fobia sosial = kecemasan yang secara klinis signifikan, berhubungan dengan pemaparan terhadap situasi sosial atau situasi performa (harus melakukan sesuatu), seringkali disertai penghindaran terhadap situasi tersebut.
7. gangguan obsesif kompulsif
obsesi (obsession) adalah pikiran, ide, atau dorongan yang intensif dan berulang yang sepertinya berada di luar kemampuan seseorang untuk mengendalikannya. obsesi dapat menjadi sangat kuat dan persisten sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan distres serta kecemasan yang signifikan. tercakup di dalamnya adalah keragu-raguan, impuls-impuls, dan citra (gambaran) mental.
kompulsi (compulsion) adalah tingkah laku yang repetitif (seperti mencuci tangan atau memeriksa kunci pintu atau gembok) atau tindakan mental repetitif (seperti berdo'a, mengulang-ulang kata-kata tertentu, atau menghitung) yang dirasakan oleh seseorang sebagai suatu keharusan atau dorongan yang harus dilakukan (APA, 2000)
8. gangguan stres pascatrauma = pengalaman mengalami kembali suatu peristiwa yang sangat traumatis disertai dengan meningkatnya keterangsangan dan penghindaran stimuli yang diasosiasikan dengan peristiwa tersebut.
9. gangguan stres akut = ciri-ciri yang serupa dengan gangguan stres pascatrauma, tetapi terbatas pada hari-hari atau minggu-minggu sesudah pemaparan terhadap trauma.

Sabtu, 21 September 2013

Lembut nan Tangguh (calon cerpen hampir jadi)


Dia adalah sesosok wanita yang cukup keras kepala. Sejak kecil hidupnya sudah terbiasa dengan hal-hal pahit. Pengalaman pahit yang ia rasakan pun tidak sedikit. Dia dibesarkan dari keluarga sederhana yang penuh dengan ujian. Sejak kecil ia sudah sering diajak dagang oleh ibunya. Ibunya bukanalah orang yang kaya atau memiliki sebuah toko besar seperti kebanyakan orang, melainkan hanya pedagang sayuran dan kebutuhan pokok. Semasa kecil, Intan, sapaan akrabnya sudah terbiasa bangun pagi dan membantu ibunya berjualan soto. Saat itu, soto adalah makanan favorit warga sekitar tempat Intan tinggal. Sebenarnya, ibu Intan bukanlah orang yang pandai memasak, namun karena saat beliau berusia sembilan belas tahun sudah diambil oleh budenya ke Lampung jadi bakat memasak budenya pun diturunkan kepadanya. Awal ibu Intan datang ke Lampung adalah untuk melanjutkan sekolah, tapi ternyata setelah sampai di Lampung ibunya Intan lebih sering disuruh membantu menjemur padi, menggiling mie untuk dijual ke pasar, dan yang lebih membuat ibunya Intan tidak dapat menyisihkan waktunya untuk belajar adalah budenya mengangkat seorang bayi laki-laki sebagai anaknya. Nah, mulai saat itulah beliau diperlakukan seperti pembantu. Setiap hari ibunya Intan harus bangun pagi untuk memandikan keponakannya, menyiapkan sarapan buat keponakan, pakde dan juga budenya. Setelah selesai sarapan, ibunya Intan pergi ke pasar membawa dua tampah mie dengan menaiki sepeda kebo yang saat itu masih langka dan dianggap sebagai kendaraan yang paling familiar. Sesampainya di pasar, ibunya Intan lengsung menjajakan mie buatannya. Biasanya hanya sampai pukul 11.00 WIB saja semua mie sudah habis diserbu para pelanggan. Maklum, bude beliau termasuk pedagang kawakan. Hampir semua pengunjung pasar pernah mencicipi mie buatannya. Selain enak, mie buatan bude beliau terkenal sebagai mie yang terbuat dari racikan bumbu tradisional dan tanpa pengawet buatan. Sepulang dari pasar, ibunya Intan tak bisa seenaknya beristirahat. Dia harus menjalankan tugas berikutnya yaitu mengambil padi di sawah yang habis dipanen. Diwadahinya padi tersebut ke dalam karung, kemudian ditaruhya di atas sepeda bagian belakang dan diikat dengan tali karet yang terbuat dari ban dalam sepeda yang digunting dengan lebar 3-4 cm. Sampai di rumah, beliau menurunkan padi tersebut dari sepedanya, menyeretnya ke sebuah hamparan teras yang sengaja dibuat untuk menjemur padi dan kemudian membuka ikatan karung tersebut. Diratakannya padi tersebut dengan kedua kakinya, hal tersebut bertujuan agar semua padinya dapat segera kering. Selesai menjemur padi beliau memomong keponakannya yang bernama Farhan karena bude dan pakdenya pergi ke sawah. Menjelang sore, saat matahari akan kembali ke tempat peristirahatannya, ibunya Intan harus sudah membungkus padi dengan terpal dan kemudian memasukkannya ke gudang penyimpanan padi. Lalu, beliau memandikan Farhan dan menyuapinya makan sore. Selesai menyuapi Farhan, beliau langsung mandi dan beristirahat. Beliau lebih banyak menghabiskan waktu istirahatnya untuk berdiam di dalam kamar. Bukan untuk tidur, melainkan meratapi nasibnya sambil memandangi susunan genteng yang warna orangenya mulai memudar dan hampir berubah menjadi putih di langit-langit kamarnya. Dengan tatanan genteng itu ia mempertanyakan nasibnya. Dulu, saat ia hidup bersama ayah dan neneknya di Klaten, hidupnya tidak terlalu banyak tekanan seperti sekarang. Sejak berumur sembilan tahun ibunya meninggal. Saat itu, ibunya diperkirakan terkena serangan jantung karena sebelum beliau meninggal, siang harinya masih pergi ke sawah bersama rekan-rekannya. Tiba-tiba, sehabis mandi dan sholat ashar, beliau memanggil Ima, nama asli ibunya Intan. Beliau mengerang kesakitan sambil memegang dadanya. Ima pun panik, dia akhirnya memutuskan untuk memanggil seorang mantri yang rumahnya lumayan jauh dari rumah Ima. Tetapi sesampainya Ima di rumah, ia harus menyaksikan ibunya sudah terbujur kaku di ruang tengah beralaskan sebuah tikar dan seluruh tubuhnya ditutupi oleh kain. Sejurus kemudian, warga mulai berdatangan ke rumah Ima. Silih berganti mereka masuk ke ruang tengah, membuka kain penutup wajah ibunya dan kemudian duduk di samping Ima. Menatap Ima dalam-dalam dan kemudian memeluknya erat. Sepeningglan ibunya, Ima diasuh oleh neneknya. Setiap hari ia berjualan kue basah dengan sepeda kebo kesayangannya hingga ia berusia sembilan tahun.
Semakin ia teringat akan masa lalunya, semakin hatinya tersayat. Sesekali ia memejamkan mata dan berusaha melupakan kata hatinya yang terus menjerit. Tetapi, lagi-lagi nuraninya tidak bisa diajak kompromi. Satu per satu pertanyaan dari nuraninya muncul ke pikiran sadarnya. Dalam hati ia bertanya, mengapa dulu dia mau diambil oleh budenya? Mengapa dulu ia tidak memilih tinggal bersama ayah dan neneknya dan tetap bersekolah di Klaten? Mengapa tega sekali budenya memperlakukan ia seperti sekarang ini? Bukankah dulu beliau berjanji akan menyekolahkan Ima setelah sampai di Lampung? Mengapa? Mengapa? Mengapa?!
Ima benar-benar tidak dapat menguasai dirinya untuk tidak berteriak. Sekonyong-konyong ia menangis sejadi-jadinya dengan menutupi seluruh kepalanya dengan bantal. Ia takut suara tangisnya terdengar oleh bude dan pakdenya di luar. Ia benar-benar ingin pulang ke Klaten dan hidup bersama ayah dan neneknya, ia ingin sekolah di sana. Ia ingin menjalani kehidupan yang normal di sana. Kadang karena letihnya mendengar pertanyaan yang bersumber dari nuraninya sekaligus lelah yang bertumpuk karena seharian tidak berhenti kerja membuatnya kelabasan tidur setelah menangis. Begitulah kisah kelamnya. Bertahun-tahun ia menunggu ayahnya menjemputnya, ia benar-benar ingin pulang ke Klaten. Hingga pada suatu hari, ayahnya datang berkunjung ke Lampung, datang ke rumah budenya. Maksud kedatangan ayahnya adalah untuk memastikan kondisi anaknya. Harapan beliau anaknya saat ini sudah duduk di bangku kelas dua SMP, mengenyam pendidikan yang layak, dan kelak akan menjadi penerus impiannya yang saat itu ingin sekolah, namun tidak terwujud karena terkendala biaya. Tapi apalah daya, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ya. anaknya memiliki nasib yang tidak jauh berbeda dari dirinya. Ayah Ima menangis tersedu menyaksikan bahwa anak perempuan yang diharapkan dapat mewujudkan cita-citanya untuk bisa bersekolah tinggi kini hanya menjadi harapan kosong. Beliau benar-benar muntab dengan kelakuan kakak kandungnya yang tega memberinya janji palsu. Seandainya sejak dulu ia tahu bahwa kakaknya akan memperlakukan Ima seperti itu, sudah pasti tidak akan diperbolehkan Ima ikut dengan kakaknya. Merasa tidak terima, ayah Ima pun memutuskan untuk mengajak Ima kembali ke Klaten dan sekolah di sana. Tetapi, apalah daya, anaknya tersebut sudah diibaratkan kacang yang kepalang gosong. Ima sudah tidak mau melanjutkan sekolah, pikirannya sudah terlalu kacau jika harus memikirkan pelajaran, ia hanya ingin pulang dan hidup bersama dengan ayah dan neneknya. Sesampainya di Klaten, Ima memulai kehidupan baru yang dulu pernah ia tinggalkan.
Hari kedua di Klaten ia habiskan untuk mengelilingi sawah yang juga merupakan kaki gunung Merbabu. Ia berjalan di pinggir sawah, sungguh ia merasakan jiwanya kembali utuh. Menikmati sejuknya udara Klaten, hijaunya hamparan sawah yang terbentang luas, dan dinginnya aliran air yang bening di parit dekat dengan sawah ayahnya. Ia masukkan kedua kakinya ke dalam parit yang berisi air yang sangat dingin tersebut. Ia biarkan ikan-ikan kecil mematuki kakinya, dan ups! Sandalnya terbawa arus! Ia berlari kencang di pinggir parit yang lumayan licin karena tanahnya kuning dan sedikit becek. Ia berusaha meraih sandalnya yang bergerak semakin menjauh karena terbawa oleh arus yang kencang. Setelah hampir seratus meter berlari, akhirnya sendal kesayangannya pun terhenti karena tersangkut di sebuah kaki jembatan yang terbuat dari rangkaian bambu yang dianyam. Dia berusaha meraih-raih sandal tersebut dengan tangan kanannya tetapi tidak bisa. Ia mengambil dengan kayu pun tetap saja tidak bisa hingga Ima pun tercemplung ke dalam parit tersebut. Rok dan celananya basah kuyup. Ia tidak menyesal karena tercebur ke parit, tetapi justru malah sebaliknya, ia menenggelamkan tiga per empat tubuhnya ke dalam parit hingga yang terlihat hanya kepalanya saja. Dingin dan sangat segar. Kemudian ia berdiri dan sedikit teringat akan penderitaan selama tinggal bersama budenya. Dalam hatinya berkata, “Akhirnya semua penderitaan itu berakhir juga.” Tak terasa air matanya mengalir deras mengingat kondisinya kini. Ima yang dulu memiliki cita-cita ingin menjadi guru kini harus menguburkan dalam-dalam impiannya tersebut. Cita-cita yang harus dikubur dalam hanya karena janji palsu yang diberikan oleh budenya. Jika selama di Lampung ia tak pernah sekalipun mengekspresikan isi hatinya yang penuh dengan tekanan dan penderitaan, maka kali ini ia tak ingin menahannya lagi. Ia kemudian berdiri di tengah parit, membiarkan kakinya disapu oleh aliran air yang dingin, ia kumpulkan segala kekesalan yang menderanya selama ini lalu ia berteriak sekuat-kuatnya. Ia berteriak hingga air matanya keluar, dan kini, Ima menangis sekencang-kencangnya. Ia memukuli dirinya dengan penuh kekesalan.
Itulah sepenggal kisah ibu Intan yang diceritakan oleh ibu Intan saat Intan menginjak masa remaja awal.   

Minggu, 16 Juni 2013

Pembelajaran observasional Bandura


Pembelajaran observasional Bandura
Pembelajaran observasional Bandura adalah pembelajaran yang meliputi perolehan keterampilan, strategi, dan keyakinan dengan cara mengamati orang lain. pembelajaran observasional melibatkan imitasi, tetapi tidak terbatas pada itu saja. apa yang dipelajari biasanya bukan merupakan tiruan yang persis sama dari apa yang dicontohkan, tetapi lebih merupakan sebuah bentuk umum atau strategi yang sering kali diterapkan oleh pengamat dalam cara-cara kreatif. Kapasitas untuk  memplajari pola-pola perilaku dengan observasi meniadakan pembelajaran dengan cara coba-coba yang memakan waktu lama. Dalam banyak contoh, pembelajaran observasional membutuhkan waktu lebih sedikit dibandingkan pengkondisian operan.
Studi kasus boneka bobo
Sebuah eksperimen klasik (1965) mengilustrasikan bagaimana pembelajaran observasional dapat terjadi meskipun ketika seorang siswa melihat model yang tidak diperkuat atau dihukum. Eksperimen tersebut juga mengilustrasikan perbedaan antara pembelajaran dan pelaksanaan.
Model pembelajaran observasional kontemporer Bandura
Sejak awal masa eksperimennya, Bandura (1986) telah berfokus pada penyelidikan proses-proses tertentu yang terlibat dalam pembelajaran observasional. Proses ini meliputi perhatian, penyimpanan, produsi, dan motivasi.
Ø  Perhatian. Sebelum siswa dapat menirukan tindakan seorang model, mereka harus mengikuti apa yang dilakukan atau dikatakan oleh model tersebut. Perhatian terhadap model tersebut dipengaruhi oleh sekumpulan besar karakteristik. Sebagai contoh, orang yang hangat, kuat, dan tidak biasa lebih menarik perhatian dibandingkan orang yang dingin, lemah, dan biasa. Siswa lebih berkemungkinan untuk menaruh perhatian kepada model berstatus tinggi dibandingkan kepada model berstatus rendah. Dalam kebanyakan kasus, guru adalah model berstatus tinggi bagi siswa.
Ø  Memori. Untuk menirukan tindakan seorang model, siswa harus mengodekan informasi tersebut dan menyimpannya dalam memori sehingga mereka mendapatkannya. Sebuah deskripsi verbal sederhana atau sebuah citra yang hidup dari apa yang dilakukan model membantu memori siswa.
Ø  Produksi. Anak-anak dapat mengikuti seorang model dan mengodekan dalam memori apa yang telah mereka lihat, tetapi karena batasan-batasan dalam kemampuan motorik, mereka tidak mampu menirukan perilaku model tersebut.
Ø  Motivasi. Sering kali anak-anak mengikuti apa yang dikatakan atau dilakukan seorang model, meyimpan informasinya dalam memori, dan merespon keterampilan-keterampilan motorik untuk melakukan tindakan tersebut, tetapi tidak termotivasi untuk melaksanakan perilaku yang dimodelkan.

Intelegensi khusus menurut Howard Gardner

Delapan kerangka pikiran Gardner
Howard Gardner (1983,1993,2002) mengatakan bahwa ada banyak jenis inteligensi khusus atau kerangka pikiran. Berikut merupakan pendeskripsian jenis-jenis tersebut dengan contoh-contoh pekerjaan, di mana jenis-jenis tersebut dicerminkan sebagai kekuatan (Campbell, Campbell, & Dickinson, 2004):
·         Keterampilan verbal: kemampuan untuk berpikir dengan kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengungkapkan makna (penulis, jurnalis, pembicara).
·         Keterampilan matematis: kemampuan untuk menjalankanoperasi matematis (ilmuwan, insinyur, akuntan)
·         Kemampuan ruang: kemampuan untuk berpikir tiga dimensi (arsitek, seniman, pelaut)
·         Keterampilan musikal: kepekaan terhadap pola tangga nada, lagu, ritme, dan nada (komposer, musisi, dan ahli terapi musik)
·         Keterampilan kinestetik tubuh: kemampuan untuk memanipulasi objek dan mahir sebagai tenaga fisik (ahli bedah, seniman yang ahli, penari, atlet)
·         Keterampilan intrapersonal: kemampuan untuk memahami diri sendiri dan dengan efektif mengarahkan hidup orang lain (teolog, psikolog)
·         Keterampilan interpersonal: kemampuan untuk memahami dan secara efektif berinteraksi dengan orang lain (guru yang berhasil, ahli kesehatan mental)
·         Keterampilan naturalis: kemampuan untuk mengamati pola di alam serta memahami sistem buatan manusia dan alam (petani, ahli botani, ahli ekologi, ahli bentang darat)
Gardener berargumen bahwa setiap bentuk inteligensi bisa dihancurkan oleh kerusakan otak yang berbeda, dimana setiap bentuk inteligensi melibatkan keterampilan kognitif yang unik dan setiap bentuk inteligensi muncul dalam cara yang unik, baik pada pelajar yang berbakat maupun idiot (individu yang memiliki keterbelakangan mental, tetapi mmeiliki bakat yang luar biasa dalam bidang tertentu, seperti melukis, musik, atau hitungan angka)

Sabtu, 08 Juni 2013

Sehat itu berawal dari pikiran.

sehat itu berawal dari pikiran. benarkah? anda tahu keyakinan kita berperan layaknya sebuah katalis dalam tubuh kita. ada kalanya kita memang harus percaya bahwa antara pikiran, perasaan, dan raga saling berpengaruh. mengapa? karena pada saat kita meyakini sesuatu terjadi pada diri kita, otomatis kita bertindak layaknya kita benar-benar mengalami hal itu. misalnya saja, ketika anda sehat, tetapi teman anda mencoba ngerjain anda dengan mengatakan bahwa anda terlihat pucat dan sepertinya anda sakit. kalau yang mengatakan hanya satu sampai tiga orang mungkin anda belum tentu mempercayainya. tetapi bagaimana jika sudah ada sepuluh atau lima belas orang yang mengatakan bahwa anda terlihat pucat dan sepertinya anda sakit. apakah anda masih tidak percaya dengan mereka juga? hmm..kemungkinan besar anda akan mempercayainya, dan rasa percaya anda tentunya akan mengubah pola pikir anda. yang tadinya anda yakin bahwa anda sehat, tiba-tiba anda menjadi ragu dengan kesehatan anda dan anda merasakan bahwa anda benar-benar mengalami gejala layaknya seperti orang yang sedang sakit. pikiran anda yang seperti itu pun akan mempengaruhi tubuh anda. tubuh anda kemudian merespon seperti apa yang anda yakini dan pikirkan. dan anda pun jadi benar-benar sakit. pun sama ketika anda menderita penyakit misal demam tinggi. padahal seharusnya anda belum sembuh, tetapi karena sikap dokter yang memberikan pelayanan kepada anda menunjukkan sikap yang sopan, ramah, dan mampu meyakinkan bahwa anda akan segera sembuh, anda pun secara otomatis dapat segera sembuh, karena keyakinan anda terhadap perkataan dokter yang menyatakan bahwa anda akan segera sembuh membuat otak anda memproses informasi dan menyampaikan informasi tersebut ke panca indera dan tubuh anda. sehingga anda yang sebenarnya masih sakit akan berkeyakinan bahwa anda telah sembuh dan keyakinan itu mendorong tubuh anda untuk bertindak layaknya orang yang sehat, segar, bugar, dan penuh semangat pastinya. sering kan menemukan tetangga yang sakit lumayan dapat sembuh dengan tiba-tiba. pun sebaliknya. untuk itu, biasakanlah supaya pikiran kita terus berisi hal-hal yang positif. kadang kondisi kita yang menyedihkan justru disebabkan karena pola pikir yang salah/negatif. ingat! energi akan mengalir ke arah keyakinan yang paling dominan. jika keyakinan kita positif, energi pun akan mendorong anda ke dalam hal-hal yang positif, pun sebaliknya. selamat berpikir positif. semoga bermanfaat! :D

SIKAP MEMBERIKAN PENGARUH

sikap dokter saat berhadapan dengan pasien juga berpengaruhi. saya sering mendengar pasien mengatakan, khususnya jika dirujuk ke ahli bedah atau spesialis lain, bahwa keahlian lebih penting dibandingkan sikap.tetapi contoh yang disebutkan di sini berasal dari bangsal medis dan bedah, jelas bahwa pendekatan yang positif dan suportif merupakan bagian yang sangat penting dari keahlian dokter. tidak peduli bagaimana telitinya pembedahan, penelitian menunjukkan bahwa Andaakan sembuh lebih cepat jika ahli bedah Anda ramah, meyakinkan, dan sopan.
pasien juga memiliki tanggung jawab dalam membentuk hubungan yang baik dengan profesional kesehatan. dengan merekan video kunjungan pasien ke dokternya, dr. Sherrie Kaplan dan Sheldon Greenfield di New England Medical Center di Boston menyatakan bahwa rata-rata pasien mengajukan kurang dari empat pertanyaandalam pertemuan lima belas menit dengan dokternya.
untuk mencoba meningkatkan komunikasi, para peneliti membina pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes, artritis rematoid, dan tekana darah tinggi sebelum mereka memeriksakan dirinya ke dokter dalam kunjungan selanjutnya. pembinaan ini meluangkan waktu dua puluh menit dengan pasien, dan memusatkan pada pertanyaan yang ingin dinyatakan klien setelah mereka berada di ruang periksa.
tidak mengejtkan, pasien yang mendapatkan pembinaan keluar dari kamar periksa dengan perasaan lebih puas dibandingkan pasien yang tidak mendapatkan pembinaan. tetapi perkembangan yang lebih dramatis adalah pasien yang mendapatkan pembinaan mengalami keterbatasan gaya hidup akibat penyakit yang lebih kecil dibandingkan pasien yang tidak mendapatkan pembinaan. pasien dengan diabetes yang lebih aktif bercakap-cakap dengan dokternya memiliki kadar glukosa follow-up yang lebih rendah, suatu tanda pengendalian diabetes yang lebih baik.
dalam setiap kejadian kesehatan yang teringat, katalisnya adalah keyakinan. keyakinan mungkin milik Anda sendiri, suatu kelompok dari pengalaman kehidupan Anda. keyakinan mungkin milik dokter Anda, hasil dari pengalaman profesional dan personalnya. terakhir, keyakinan mungkin dimasukkan ke dalam diri Anda oleh keyakinan dan kepercayaan yang terjadi dalam konsultesi antara Anda dan dokter. sebagai manusia, kita terpenuhi dengan keyakinan-keyakinan, yang pengaruhnya sangat saling bertalian sehingga kita tidak dapat dengan pasti membedakan sumbernya. terpacu oleh daya ingat masa kanak-kanak tentang seorang dokter yang menyenangkan yang memberi Anda dan kakak Anda sebuah mainan setiap kali pemeriksaan, Anda mungkin condong mengharapkan hadiah dari pengobatan. atau sebaliknya, jjika Anda membenci jarum suntik sehingga ibu, beberapa perawat, dan dokter harus memegangi Anda untuk menyuntikkan obat, praduga Anda mungkin akan mebekas lama.

Senin, 20 Mei 2013

WORKSHOP HYPNOTHERAPY &NLP

WORKSHOP HYPNOTHERAPHY & NLP
MIND, HEART, & SOUL

BAKALAN JADI HYPNOTHERAPYST
BAKALAN HEBAT DALAM MEMANAJEMEN EMOSI
Minggu, 2 Juni 2013 di BAPELKES, Bandar Lampung
Instructor: Febri Firmansyah, CHt.,CI

PELATIHAN:
-Aplikasi Hypnosis dan Hypnotherapy
... *Stage Hypnosis
*Hypnotherapy
*Hypno-Metaphysic
*Ericsonian Hypnosis

Fresh Mind Fun:
*Fire Walk (Tanpa Trik)
*Pelatihan Pernafasan
*Aplikasi Relaksasi
*Mengubah Emosi menjadi Energi
ex: bengkokan sendok dengan pikiran
*Aplikasi seperti acara dua dunia (ilmiah)
*Dan masih banyak lagi....

FASILITAS:
*Makan, snack, dan handout
*E-book dan software hypnotherapy
*Bergabung bersama FRESH MIND TEAM

Ilmu sebanyak itu, registrasinya berapa coba???
Rp. 250.000 (umum) / Rp. 200.000 (pelajar). WAWWW...murah, kan?^_^

SEGERA DAFTAR SEBELUM KEHABISAN!
Kursi Terbatas
CP: 085269105801 (febri)/ 085769276400(efril)
Lihat Selengkapnya

Minggu, 19 Mei 2013

"sok suci", maksudnya?

seiring berkembangkanya zaman, semakin banyak pula perubahan di dalam dunia. semakin tua semakin cantik. ya begitulah istilah yang paling tepat untuk menggambarkan dunia ini. di sana sini banyak kita temui perubahan, mulai dari tanah yang dulu dipenuhi berbagai jenis tanaman, sekarang semua telah berubah menjadi bangunan, bahkan jika sesekali Anda melihat bukit, Anda tidak perlu heran jika di titik tertenggi bukit terdapat banyak bangunan yang memang sengaja di bangun megah. Astaghfirullah, dimanakah pertimbangan mereka? bukankah jika semua bukit dikeruk dan ditebangi pohonnya kelak akan mengganggu keseimbangan alam ini. lalu bagaimana dengan nasib anak cucu kita. tak hanya sebatas itu, kini banyak kita temui para ibu yang memakai pakaian tidak lagi disesuaikan dengan usia dan kekencangan kulitnya. tidak mau kalah dengan yang muda, bahkan terkadang justru berbalik, yang muda lebih dewasa dari pada yang sudah tua. hmmm..ada lagi, sekarang banyak masjid didirikan, sementara jarang sekali digunakan untuk sholat fardu. bukankah sering kita lihat masjid yang terkunci saat waktu sholat tiba? semakin tua dunia, semakin banyak orang dibutakan untuk mengejarnya, jarang sekali kita temui orang yang memiliki orientasi untuk akhiratnya, kalau pun ada, pasti dia diasingkan dari lingkungannya. selalu menjalankan sholat di masjid dibilang sok suci, menasehati tentang kebaikan dibilang sok suci, meutup aurat dibilang sok suci, ngaji setiap hari dibilang sok suci. kalau dipikir-pikir, sebenarnya siapa yang sok suci? yang ngatain atau yang dikatain? bukankan mereka yang rajin ke masjid, sholat jama'ah, rajin mengaji dan menutup aurat itu justru karena mereka ingin membersihkan diri dari segala dosa yang selama ini telah mereka perbuat? bukankah mereka melakukan semua amalan tersebut karena mereka merasa bahwa diri mereka sangatlah kotor? bukankah sebutan "sok suci" itu paling pantas disandang oleh si tukang olok? mereka berbuat dosa, tidak mau menyembah Tuhannya, tapi mereka tetap saja tidak merasa bersalah. berbuat dosa, tapi tidak mau segera bertobat malah mengolok-olok temannya yang mau bertobat. bukankah itu artinya bahwa merekalah yang merasa "sok suci"? kadang orang berbicara tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. hal yang seharusnya paling pantas untuk dirinya, tetapi justru dilemparkan ke orang lain. Na'udzubillah min dzalik