1. Agorafobia = ketakutan dan penghindaran terhadap tempat atau situasi dimana akan sulit atau memalukan bila harus melarikan diri atau dimana bantuan tidak mungkin ditemukan bila terjadi serangan panik atau simptom seperti panik.
2. gangguan panik tanpa agorafobia = timbulnya serangan-serangan panik yang tak terduga dan berulang dan adanya keprihatinan yang persisten tentang hal tersebut, tetapi tanpa disertai agorafobia.
3. gangguan kecemasan menyeluruh = tingkat kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan serta persisten yang tidak terkait dengan suatu objek, situasi atau aktivitas tertentu.
4. gangguan panik dengan agorafobia = serangan-serangan panik yang tak terduga dan berulang dan adanya keprihatinan yang persisten tentang hal tersebut, disertai dengan adanya agorafobia.
5. fobia spesifik = kecemasan yang secara klinis signifikan, berhubungan dengan pemaparan terhadap situasi atau objek yang spesifik, seringkali disertai dengan penghindaran stimuli tersebut.
6. fobia sosial = kecemasan yang secara klinis signifikan, berhubungan dengan pemaparan terhadap situasi sosial atau situasi performa (harus melakukan sesuatu), seringkali disertai penghindaran terhadap situasi tersebut.
7. gangguan obsesif kompulsif
obsesi (obsession) adalah pikiran, ide, atau dorongan yang intensif dan berulang yang sepertinya berada di luar kemampuan seseorang untuk mengendalikannya. obsesi dapat menjadi sangat kuat dan persisten sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan distres serta kecemasan yang signifikan. tercakup di dalamnya adalah keragu-raguan, impuls-impuls, dan citra (gambaran) mental.
kompulsi (compulsion) adalah tingkah laku yang repetitif (seperti mencuci tangan atau memeriksa kunci pintu atau gembok) atau tindakan mental repetitif (seperti berdo'a, mengulang-ulang kata-kata tertentu, atau menghitung) yang dirasakan oleh seseorang sebagai suatu keharusan atau dorongan yang harus dilakukan (APA, 2000)
8. gangguan stres pascatrauma = pengalaman mengalami kembali suatu peristiwa yang sangat traumatis disertai dengan meningkatnya keterangsangan dan penghindaran stimuli yang diasosiasikan dengan peristiwa tersebut.
9. gangguan stres akut = ciri-ciri yang serupa dengan gangguan stres pascatrauma, tetapi terbatas pada hari-hari atau minggu-minggu sesudah pemaparan terhadap trauma.
Jumat, 18 Oktober 2013
Sabtu, 21 September 2013
Lembut nan Tangguh (calon cerpen hampir jadi)
Dia adalah sesosok wanita yang cukup keras
kepala. Sejak kecil hidupnya sudah terbiasa dengan hal-hal pahit. Pengalaman
pahit yang ia rasakan pun tidak sedikit. Dia dibesarkan dari keluarga sederhana
yang penuh dengan ujian. Sejak kecil ia sudah sering diajak dagang oleh ibunya.
Ibunya bukanalah orang yang kaya atau memiliki sebuah toko besar seperti
kebanyakan orang, melainkan hanya pedagang sayuran dan kebutuhan pokok. Semasa
kecil, Intan, sapaan akrabnya sudah terbiasa bangun pagi dan membantu ibunya
berjualan soto. Saat itu, soto adalah makanan favorit warga sekitar tempat
Intan tinggal. Sebenarnya, ibu Intan bukanlah orang yang pandai memasak, namun
karena saat beliau berusia sembilan belas tahun sudah diambil oleh budenya ke
Lampung jadi bakat memasak budenya pun diturunkan kepadanya. Awal ibu Intan
datang ke Lampung adalah untuk melanjutkan sekolah, tapi ternyata setelah
sampai di Lampung ibunya Intan lebih sering disuruh membantu menjemur padi,
menggiling mie untuk dijual ke pasar, dan yang lebih membuat ibunya Intan tidak
dapat menyisihkan waktunya untuk belajar adalah budenya mengangkat seorang bayi
laki-laki sebagai anaknya. Nah, mulai saat itulah beliau diperlakukan seperti
pembantu. Setiap hari ibunya Intan harus bangun pagi untuk memandikan keponakannya,
menyiapkan sarapan buat keponakan, pakde dan juga budenya. Setelah selesai
sarapan, ibunya Intan pergi ke pasar membawa dua tampah mie dengan menaiki
sepeda kebo yang saat itu masih langka dan dianggap sebagai kendaraan yang
paling familiar. Sesampainya di pasar, ibunya Intan lengsung menjajakan mie
buatannya. Biasanya hanya sampai pukul 11.00 WIB saja semua mie sudah habis
diserbu para pelanggan. Maklum, bude beliau termasuk pedagang kawakan. Hampir
semua pengunjung pasar pernah mencicipi mie buatannya. Selain enak, mie buatan
bude beliau terkenal sebagai mie yang terbuat dari racikan bumbu tradisional
dan tanpa pengawet buatan. Sepulang dari pasar, ibunya Intan tak bisa seenaknya
beristirahat. Dia harus menjalankan tugas berikutnya yaitu mengambil padi di
sawah yang habis dipanen. Diwadahinya padi tersebut ke dalam karung, kemudian
ditaruhya di atas sepeda bagian belakang dan diikat dengan tali karet yang
terbuat dari ban dalam sepeda yang digunting dengan lebar 3-4 cm. Sampai di rumah,
beliau menurunkan padi tersebut dari sepedanya, menyeretnya ke sebuah hamparan
teras yang sengaja dibuat untuk menjemur padi dan kemudian membuka ikatan
karung tersebut. Diratakannya padi tersebut dengan kedua kakinya, hal tersebut
bertujuan agar semua padinya dapat segera kering. Selesai menjemur padi beliau
memomong keponakannya yang bernama Farhan karena bude dan pakdenya pergi ke
sawah. Menjelang sore, saat matahari akan kembali ke tempat peristirahatannya,
ibunya Intan harus sudah membungkus padi dengan terpal dan kemudian
memasukkannya ke gudang penyimpanan padi. Lalu, beliau memandikan Farhan dan
menyuapinya makan sore. Selesai menyuapi Farhan, beliau langsung mandi dan
beristirahat. Beliau lebih banyak menghabiskan waktu istirahatnya untuk berdiam
di dalam kamar. Bukan untuk tidur, melainkan meratapi nasibnya sambil
memandangi susunan genteng yang warna orangenya mulai memudar dan hampir
berubah menjadi putih di langit-langit kamarnya. Dengan tatanan genteng itu ia
mempertanyakan nasibnya. Dulu, saat ia hidup bersama ayah dan neneknya di
Klaten, hidupnya tidak terlalu banyak tekanan seperti sekarang. Sejak berumur
sembilan tahun ibunya meninggal. Saat itu, ibunya diperkirakan terkena serangan
jantung karena sebelum beliau meninggal, siang harinya masih pergi ke sawah
bersama rekan-rekannya. Tiba-tiba, sehabis mandi dan sholat ashar, beliau
memanggil Ima, nama asli ibunya Intan. Beliau mengerang kesakitan sambil
memegang dadanya. Ima pun panik, dia akhirnya memutuskan untuk memanggil seorang
mantri yang rumahnya lumayan jauh dari rumah Ima. Tetapi sesampainya Ima di
rumah, ia harus menyaksikan ibunya sudah terbujur kaku di ruang tengah
beralaskan sebuah tikar dan seluruh tubuhnya ditutupi oleh kain. Sejurus
kemudian, warga mulai berdatangan ke rumah Ima. Silih berganti mereka masuk ke
ruang tengah, membuka kain penutup wajah ibunya dan kemudian duduk di samping
Ima. Menatap Ima dalam-dalam dan kemudian memeluknya erat. Sepeningglan ibunya,
Ima diasuh oleh neneknya. Setiap hari ia berjualan kue basah dengan sepeda kebo
kesayangannya hingga ia berusia sembilan tahun.
Semakin ia teringat akan masa lalunya, semakin
hatinya tersayat. Sesekali ia memejamkan mata dan berusaha melupakan kata
hatinya yang terus menjerit. Tetapi, lagi-lagi nuraninya tidak bisa diajak
kompromi. Satu per satu pertanyaan dari nuraninya muncul ke pikiran sadarnya.
Dalam hati ia bertanya, mengapa dulu dia mau diambil oleh budenya? Mengapa dulu
ia tidak memilih tinggal bersama ayah dan neneknya dan tetap bersekolah di
Klaten? Mengapa tega sekali budenya memperlakukan ia seperti sekarang ini? Bukankah
dulu beliau berjanji akan menyekolahkan Ima setelah sampai di Lampung? Mengapa?
Mengapa? Mengapa?!
Ima benar-benar tidak dapat menguasai dirinya
untuk tidak berteriak. Sekonyong-konyong ia menangis sejadi-jadinya dengan
menutupi seluruh kepalanya dengan bantal. Ia takut suara tangisnya terdengar
oleh bude dan pakdenya di luar. Ia benar-benar ingin pulang ke Klaten dan hidup
bersama ayah dan neneknya, ia ingin sekolah di sana. Ia ingin menjalani
kehidupan yang normal di sana. Kadang karena letihnya mendengar pertanyaan yang
bersumber dari nuraninya sekaligus lelah yang bertumpuk karena seharian tidak
berhenti kerja membuatnya kelabasan tidur setelah menangis. Begitulah kisah
kelamnya. Bertahun-tahun ia menunggu ayahnya menjemputnya, ia benar-benar ingin
pulang ke Klaten. Hingga pada suatu hari, ayahnya datang berkunjung ke Lampung,
datang ke rumah budenya. Maksud kedatangan ayahnya adalah untuk memastikan
kondisi anaknya. Harapan beliau anaknya saat ini sudah duduk di bangku kelas
dua SMP, mengenyam pendidikan yang layak, dan kelak akan menjadi penerus
impiannya yang saat itu ingin sekolah, namun tidak terwujud karena terkendala
biaya. Tapi apalah daya, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ya. anaknya
memiliki nasib yang tidak jauh berbeda dari dirinya. Ayah Ima menangis tersedu
menyaksikan bahwa anak perempuan yang diharapkan dapat mewujudkan cita-citanya
untuk bisa bersekolah tinggi kini hanya menjadi harapan kosong. Beliau
benar-benar muntab dengan kelakuan kakak kandungnya yang tega memberinya janji
palsu. Seandainya sejak dulu ia tahu bahwa kakaknya akan memperlakukan Ima
seperti itu, sudah pasti tidak akan diperbolehkan Ima ikut dengan kakaknya.
Merasa tidak terima, ayah Ima pun memutuskan untuk mengajak Ima kembali ke
Klaten dan sekolah di sana. Tetapi, apalah daya, anaknya tersebut sudah
diibaratkan kacang yang kepalang gosong. Ima sudah tidak mau melanjutkan
sekolah, pikirannya sudah terlalu kacau jika harus memikirkan pelajaran, ia
hanya ingin pulang dan hidup bersama dengan ayah dan neneknya. Sesampainya di
Klaten, Ima memulai kehidupan baru yang dulu pernah ia tinggalkan.
Hari kedua di Klaten ia habiskan untuk
mengelilingi sawah yang juga merupakan kaki gunung Merbabu. Ia berjalan di
pinggir sawah, sungguh ia merasakan jiwanya kembali utuh. Menikmati sejuknya
udara Klaten, hijaunya hamparan sawah yang terbentang luas, dan dinginnya
aliran air yang bening di parit dekat dengan sawah ayahnya. Ia masukkan kedua
kakinya ke dalam parit yang berisi air yang sangat dingin tersebut. Ia biarkan
ikan-ikan kecil mematuki kakinya, dan ups! Sandalnya terbawa arus! Ia berlari
kencang di pinggir parit yang lumayan licin karena tanahnya kuning dan sedikit
becek. Ia berusaha meraih sandalnya yang bergerak semakin menjauh karena
terbawa oleh arus yang kencang. Setelah hampir seratus meter berlari, akhirnya
sendal kesayangannya pun terhenti karena tersangkut di sebuah kaki jembatan
yang terbuat dari rangkaian bambu yang dianyam. Dia berusaha meraih-raih sandal
tersebut dengan tangan kanannya tetapi tidak bisa. Ia mengambil dengan kayu pun
tetap saja tidak bisa hingga Ima pun tercemplung ke dalam parit tersebut. Rok
dan celananya basah kuyup. Ia tidak menyesal karena tercebur ke parit, tetapi
justru malah sebaliknya, ia menenggelamkan tiga per empat tubuhnya ke dalam
parit hingga yang terlihat hanya kepalanya saja. Dingin dan sangat segar.
Kemudian ia berdiri dan sedikit teringat akan penderitaan selama tinggal
bersama budenya. Dalam hatinya berkata, “Akhirnya semua penderitaan itu
berakhir juga.” Tak terasa air matanya mengalir deras mengingat kondisinya
kini. Ima yang dulu memiliki cita-cita ingin menjadi guru kini harus
menguburkan dalam-dalam impiannya tersebut. Cita-cita yang harus dikubur dalam
hanya karena janji palsu yang diberikan oleh budenya. Jika selama di Lampung ia
tak pernah sekalipun mengekspresikan isi hatinya yang penuh dengan tekanan dan
penderitaan, maka kali ini ia tak ingin menahannya lagi. Ia kemudian berdiri di
tengah parit, membiarkan kakinya disapu oleh aliran air yang dingin, ia
kumpulkan segala kekesalan yang menderanya selama ini lalu ia berteriak
sekuat-kuatnya. Ia berteriak hingga air matanya keluar, dan kini, Ima menangis
sekencang-kencangnya. Ia memukuli dirinya dengan penuh kekesalan.
Itulah sepenggal kisah ibu Intan yang
diceritakan oleh ibu Intan saat Intan menginjak masa remaja awal.
Minggu, 16 Juni 2013
Pembelajaran observasional Bandura
Pembelajaran
observasional Bandura
Pembelajaran
observasional Bandura adalah pembelajaran yang meliputi perolehan keterampilan,
strategi, dan keyakinan dengan cara mengamati orang lain. pembelajaran
observasional melibatkan imitasi, tetapi tidak terbatas pada itu saja. apa yang
dipelajari biasanya bukan merupakan tiruan yang persis sama dari apa yang
dicontohkan, tetapi lebih merupakan sebuah bentuk umum atau strategi yang
sering kali diterapkan oleh pengamat dalam cara-cara kreatif. Kapasitas
untuk memplajari pola-pola perilaku
dengan observasi meniadakan pembelajaran dengan cara coba-coba yang memakan
waktu lama. Dalam banyak contoh, pembelajaran observasional membutuhkan waktu
lebih sedikit dibandingkan pengkondisian operan.
Studi
kasus boneka bobo
Sebuah
eksperimen klasik (1965) mengilustrasikan bagaimana pembelajaran observasional
dapat terjadi meskipun ketika seorang siswa melihat model yang tidak diperkuat
atau dihukum. Eksperimen tersebut juga mengilustrasikan perbedaan antara
pembelajaran dan pelaksanaan.
Model
pembelajaran observasional kontemporer Bandura
Sejak
awal masa eksperimennya, Bandura (1986) telah berfokus pada penyelidikan
proses-proses tertentu yang terlibat dalam pembelajaran observasional. Proses
ini meliputi perhatian, penyimpanan, produsi, dan motivasi.
Ø Perhatian. Sebelum siswa dapat menirukan
tindakan seorang model, mereka harus mengikuti apa yang dilakukan atau
dikatakan oleh model tersebut. Perhatian terhadap model tersebut dipengaruhi
oleh sekumpulan besar karakteristik. Sebagai contoh, orang yang hangat, kuat, dan
tidak biasa lebih menarik perhatian dibandingkan orang yang dingin, lemah, dan
biasa. Siswa lebih berkemungkinan untuk menaruh perhatian kepada model
berstatus tinggi dibandingkan kepada model berstatus rendah. Dalam kebanyakan
kasus, guru adalah model berstatus tinggi bagi siswa.
Ø Memori. Untuk menirukan tindakan seorang
model, siswa harus mengodekan informasi tersebut dan menyimpannya dalam memori
sehingga mereka mendapatkannya. Sebuah deskripsi verbal sederhana atau sebuah
citra yang hidup dari apa yang dilakukan model membantu memori siswa.
Ø Produksi. Anak-anak dapat mengikuti
seorang model dan mengodekan dalam memori apa yang telah mereka lihat, tetapi
karena batasan-batasan dalam kemampuan motorik, mereka tidak mampu menirukan
perilaku model tersebut.
Ø Motivasi. Sering kali anak-anak mengikuti
apa yang dikatakan atau dilakukan seorang model, meyimpan informasinya dalam
memori, dan merespon keterampilan-keterampilan motorik untuk melakukan tindakan
tersebut, tetapi tidak termotivasi untuk melaksanakan perilaku yang dimodelkan.
Intelegensi khusus menurut Howard Gardner
Delapan kerangka pikiran Gardner
Howard Gardner (1983,1993,2002)
mengatakan bahwa ada banyak jenis inteligensi khusus atau kerangka pikiran.
Berikut merupakan pendeskripsian jenis-jenis tersebut dengan contoh-contoh
pekerjaan, di mana jenis-jenis tersebut dicerminkan sebagai kekuatan (Campbell,
Campbell, & Dickinson, 2004):
·
Keterampilan
verbal: kemampuan untuk berpikir dengan kata-kata dan menggunakan bahasa untuk
mengungkapkan makna (penulis, jurnalis, pembicara).
·
Keterampilan
matematis: kemampuan untuk menjalankanoperasi matematis (ilmuwan, insinyur,
akuntan)
·
Kemampuan
ruang: kemampuan untuk berpikir tiga dimensi (arsitek, seniman, pelaut)
·
Keterampilan
musikal: kepekaan terhadap pola tangga nada, lagu, ritme, dan nada (komposer,
musisi, dan ahli terapi musik)
·
Keterampilan
kinestetik tubuh: kemampuan untuk memanipulasi objek dan mahir sebagai tenaga
fisik (ahli bedah, seniman yang ahli, penari, atlet)
·
Keterampilan
intrapersonal: kemampuan untuk memahami diri sendiri dan dengan efektif
mengarahkan hidup orang lain (teolog, psikolog)
·
Keterampilan
interpersonal: kemampuan untuk memahami dan secara efektif berinteraksi dengan
orang lain (guru yang berhasil, ahli kesehatan mental)
·
Keterampilan
naturalis: kemampuan untuk mengamati pola di alam serta memahami sistem buatan
manusia dan alam (petani, ahli botani, ahli ekologi, ahli bentang darat)
Gardener berargumen bahwa setiap bentuk
inteligensi bisa dihancurkan oleh kerusakan otak yang berbeda, dimana setiap
bentuk inteligensi melibatkan keterampilan kognitif yang unik dan setiap bentuk
inteligensi muncul dalam cara yang unik, baik pada pelajar yang berbakat maupun
idiot (individu yang memiliki keterbelakangan mental, tetapi mmeiliki bakat
yang luar biasa dalam bidang tertentu, seperti melukis, musik, atau hitungan angka)
Sabtu, 08 Juni 2013
Sehat itu berawal dari pikiran.
sehat itu berawal dari pikiran. benarkah? anda tahu keyakinan kita berperan layaknya sebuah katalis dalam tubuh kita. ada kalanya kita memang harus percaya bahwa antara pikiran, perasaan, dan raga saling berpengaruh. mengapa? karena pada saat kita meyakini sesuatu terjadi pada diri kita, otomatis kita bertindak layaknya kita benar-benar mengalami hal itu. misalnya saja, ketika anda sehat, tetapi teman anda mencoba ngerjain anda dengan mengatakan bahwa anda terlihat pucat dan sepertinya anda sakit. kalau yang mengatakan hanya satu sampai tiga orang mungkin anda belum tentu mempercayainya. tetapi bagaimana jika sudah ada sepuluh atau lima belas orang yang mengatakan bahwa anda terlihat pucat dan sepertinya anda sakit. apakah anda masih tidak percaya dengan mereka juga? hmm..kemungkinan besar anda akan mempercayainya, dan rasa percaya anda tentunya akan mengubah pola pikir anda. yang tadinya anda yakin bahwa anda sehat, tiba-tiba anda menjadi ragu dengan kesehatan anda dan anda merasakan bahwa anda benar-benar mengalami gejala layaknya seperti orang yang sedang sakit. pikiran anda yang seperti itu pun akan mempengaruhi tubuh anda. tubuh anda kemudian merespon seperti apa yang anda yakini dan pikirkan. dan anda pun jadi benar-benar sakit. pun sama ketika anda menderita penyakit misal demam tinggi. padahal seharusnya anda belum sembuh, tetapi karena sikap dokter yang memberikan pelayanan kepada anda menunjukkan sikap yang sopan, ramah, dan mampu meyakinkan bahwa anda akan segera sembuh, anda pun secara otomatis dapat segera sembuh, karena keyakinan anda terhadap perkataan dokter yang menyatakan bahwa anda akan segera sembuh membuat otak anda memproses informasi dan menyampaikan informasi tersebut ke panca indera dan tubuh anda. sehingga anda yang sebenarnya masih sakit akan berkeyakinan bahwa anda telah sembuh dan keyakinan itu mendorong tubuh anda untuk bertindak layaknya orang yang sehat, segar, bugar, dan penuh semangat pastinya. sering kan menemukan tetangga yang sakit lumayan dapat sembuh dengan tiba-tiba. pun sebaliknya. untuk itu, biasakanlah supaya pikiran kita terus berisi hal-hal yang positif. kadang kondisi kita yang menyedihkan justru disebabkan karena pola pikir yang salah/negatif. ingat! energi akan mengalir ke arah keyakinan yang paling dominan. jika keyakinan kita positif, energi pun akan mendorong anda ke dalam hal-hal yang positif, pun sebaliknya. selamat berpikir positif. semoga bermanfaat! :D
SIKAP MEMBERIKAN PENGARUH
sikap dokter saat berhadapan dengan pasien juga berpengaruhi. saya sering mendengar pasien mengatakan, khususnya jika dirujuk ke ahli bedah atau spesialis lain, bahwa keahlian lebih penting dibandingkan sikap.tetapi contoh yang disebutkan di sini berasal dari bangsal medis dan bedah, jelas bahwa pendekatan yang positif dan suportif merupakan bagian yang sangat penting dari keahlian dokter. tidak peduli bagaimana telitinya pembedahan, penelitian menunjukkan bahwa Andaakan sembuh lebih cepat jika ahli bedah Anda ramah, meyakinkan, dan sopan.
pasien juga memiliki tanggung jawab dalam membentuk hubungan yang baik dengan profesional kesehatan. dengan merekan video kunjungan pasien ke dokternya, dr. Sherrie Kaplan dan Sheldon Greenfield di New England Medical Center di Boston menyatakan bahwa rata-rata pasien mengajukan kurang dari empat pertanyaandalam pertemuan lima belas menit dengan dokternya.
untuk mencoba meningkatkan komunikasi, para peneliti membina pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes, artritis rematoid, dan tekana darah tinggi sebelum mereka memeriksakan dirinya ke dokter dalam kunjungan selanjutnya. pembinaan ini meluangkan waktu dua puluh menit dengan pasien, dan memusatkan pada pertanyaan yang ingin dinyatakan klien setelah mereka berada di ruang periksa.
tidak mengejtkan, pasien yang mendapatkan pembinaan keluar dari kamar periksa dengan perasaan lebih puas dibandingkan pasien yang tidak mendapatkan pembinaan. tetapi perkembangan yang lebih dramatis adalah pasien yang mendapatkan pembinaan mengalami keterbatasan gaya hidup akibat penyakit yang lebih kecil dibandingkan pasien yang tidak mendapatkan pembinaan. pasien dengan diabetes yang lebih aktif bercakap-cakap dengan dokternya memiliki kadar glukosa follow-up yang lebih rendah, suatu tanda pengendalian diabetes yang lebih baik.
dalam setiap kejadian kesehatan yang teringat, katalisnya adalah keyakinan. keyakinan mungkin milik Anda sendiri, suatu kelompok dari pengalaman kehidupan Anda. keyakinan mungkin milik dokter Anda, hasil dari pengalaman profesional dan personalnya. terakhir, keyakinan mungkin dimasukkan ke dalam diri Anda oleh keyakinan dan kepercayaan yang terjadi dalam konsultesi antara Anda dan dokter. sebagai manusia, kita terpenuhi dengan keyakinan-keyakinan, yang pengaruhnya sangat saling bertalian sehingga kita tidak dapat dengan pasti membedakan sumbernya. terpacu oleh daya ingat masa kanak-kanak tentang seorang dokter yang menyenangkan yang memberi Anda dan kakak Anda sebuah mainan setiap kali pemeriksaan, Anda mungkin condong mengharapkan hadiah dari pengobatan. atau sebaliknya, jjika Anda membenci jarum suntik sehingga ibu, beberapa perawat, dan dokter harus memegangi Anda untuk menyuntikkan obat, praduga Anda mungkin akan mebekas lama.
pasien juga memiliki tanggung jawab dalam membentuk hubungan yang baik dengan profesional kesehatan. dengan merekan video kunjungan pasien ke dokternya, dr. Sherrie Kaplan dan Sheldon Greenfield di New England Medical Center di Boston menyatakan bahwa rata-rata pasien mengajukan kurang dari empat pertanyaandalam pertemuan lima belas menit dengan dokternya.
untuk mencoba meningkatkan komunikasi, para peneliti membina pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes, artritis rematoid, dan tekana darah tinggi sebelum mereka memeriksakan dirinya ke dokter dalam kunjungan selanjutnya. pembinaan ini meluangkan waktu dua puluh menit dengan pasien, dan memusatkan pada pertanyaan yang ingin dinyatakan klien setelah mereka berada di ruang periksa.
tidak mengejtkan, pasien yang mendapatkan pembinaan keluar dari kamar periksa dengan perasaan lebih puas dibandingkan pasien yang tidak mendapatkan pembinaan. tetapi perkembangan yang lebih dramatis adalah pasien yang mendapatkan pembinaan mengalami keterbatasan gaya hidup akibat penyakit yang lebih kecil dibandingkan pasien yang tidak mendapatkan pembinaan. pasien dengan diabetes yang lebih aktif bercakap-cakap dengan dokternya memiliki kadar glukosa follow-up yang lebih rendah, suatu tanda pengendalian diabetes yang lebih baik.
dalam setiap kejadian kesehatan yang teringat, katalisnya adalah keyakinan. keyakinan mungkin milik Anda sendiri, suatu kelompok dari pengalaman kehidupan Anda. keyakinan mungkin milik dokter Anda, hasil dari pengalaman profesional dan personalnya. terakhir, keyakinan mungkin dimasukkan ke dalam diri Anda oleh keyakinan dan kepercayaan yang terjadi dalam konsultesi antara Anda dan dokter. sebagai manusia, kita terpenuhi dengan keyakinan-keyakinan, yang pengaruhnya sangat saling bertalian sehingga kita tidak dapat dengan pasti membedakan sumbernya. terpacu oleh daya ingat masa kanak-kanak tentang seorang dokter yang menyenangkan yang memberi Anda dan kakak Anda sebuah mainan setiap kali pemeriksaan, Anda mungkin condong mengharapkan hadiah dari pengobatan. atau sebaliknya, jjika Anda membenci jarum suntik sehingga ibu, beberapa perawat, dan dokter harus memegangi Anda untuk menyuntikkan obat, praduga Anda mungkin akan mebekas lama.
Senin, 20 Mei 2013
WORKSHOP HYPNOTHERAPY &NLP
WORKSHOP HYPNOTHERAPHY & NLP
MIND, HEART, & SOUL
BAKALAN JADI HYPNOTHERAPYST
BAKALAN HEBAT DALAM MEMANAJEMEN EMOSI
Minggu, 2 Juni 2013 di BAPELKES, Bandar Lampung
Instructor: Febri Firmansyah, CHt.,CI
PELATIHAN:
-Aplikasi Hypnosis dan Hypnotherapy
... *Stage Hypnosis
*Hypnotherapy
*Hypno-Metaphysic
*Ericsonian Hypnosis
Fresh Mind Fun:
*Fire Walk (Tanpa Trik)
*Pelatihan Pernafasan
*Aplikasi Relaksasi
*Mengubah Emosi menjadi Energi
ex: bengkokan sendok dengan pikiran
*Aplikasi seperti acara dua dunia (ilmiah)
*Dan masih banyak lagi....
FASILITAS:
*Makan, snack, dan handout
*E-book dan software hypnotherapy
*Bergabung bersama FRESH MIND TEAM
Ilmu sebanyak itu, registrasinya berapa coba???
Rp. 250.000 (umum) / Rp. 200.000 (pelajar). WAWWW...murah, kan?^_^
SEGERA DAFTAR SEBELUM KEHABISAN!
Kursi Terbatas
CP: 085269105801 (febri)/ 085769276400(efril)Lihat Selengkapnya
MIND, HEART, & SOUL
BAKALAN JADI HYPNOTHERAPYST
BAKALAN HEBAT DALAM MEMANAJEMEN EMOSI
Minggu, 2 Juni 2013 di BAPELKES, Bandar Lampung
Instructor: Febri Firmansyah, CHt.,CI
PELATIHAN:
-Aplikasi Hypnosis dan Hypnotherapy
... *Stage Hypnosis
*Hypnotherapy
*Hypno-Metaphysic
*Ericsonian Hypnosis
Fresh Mind Fun:
*Fire Walk (Tanpa Trik)
*Pelatihan Pernafasan
*Aplikasi Relaksasi
*Mengubah Emosi menjadi Energi
ex: bengkokan sendok dengan pikiran
*Aplikasi seperti acara dua dunia (ilmiah)
*Dan masih banyak lagi....
FASILITAS:
*Makan, snack, dan handout
*E-book dan software hypnotherapy
*Bergabung bersama FRESH MIND TEAM
Ilmu sebanyak itu, registrasinya berapa coba???
Rp. 250.000 (umum) / Rp. 200.000 (pelajar). WAWWW...murah, kan?^_^
SEGERA DAFTAR SEBELUM KEHABISAN!
Kursi Terbatas
CP: 085269105801 (febri)/ 085769276400(efril)Lihat Selengkapnya
Minggu, 19 Mei 2013
"sok suci", maksudnya?
seiring berkembangkanya zaman, semakin banyak pula perubahan di dalam dunia. semakin tua semakin cantik. ya begitulah istilah yang paling tepat untuk menggambarkan dunia ini. di sana sini banyak kita temui perubahan, mulai dari tanah yang dulu dipenuhi berbagai jenis tanaman, sekarang semua telah berubah menjadi bangunan, bahkan jika sesekali Anda melihat bukit, Anda tidak perlu heran jika di titik tertenggi bukit terdapat banyak bangunan yang memang sengaja di bangun megah. Astaghfirullah, dimanakah pertimbangan mereka? bukankah jika semua bukit dikeruk dan ditebangi pohonnya kelak akan mengganggu keseimbangan alam ini. lalu bagaimana dengan nasib anak cucu kita. tak hanya sebatas itu, kini banyak kita temui para ibu yang memakai pakaian tidak lagi disesuaikan dengan usia dan kekencangan kulitnya. tidak mau kalah dengan yang muda, bahkan terkadang justru berbalik, yang muda lebih dewasa dari pada yang sudah tua. hmmm..ada lagi, sekarang banyak masjid didirikan, sementara jarang sekali digunakan untuk sholat fardu. bukankah sering kita lihat masjid yang terkunci saat waktu sholat tiba? semakin tua dunia, semakin banyak orang dibutakan untuk mengejarnya, jarang sekali kita temui orang yang memiliki orientasi untuk akhiratnya, kalau pun ada, pasti dia diasingkan dari lingkungannya. selalu menjalankan sholat di masjid dibilang sok suci, menasehati tentang kebaikan dibilang sok suci, meutup aurat dibilang sok suci, ngaji setiap hari dibilang sok suci. kalau dipikir-pikir, sebenarnya siapa yang sok suci? yang ngatain atau yang dikatain? bukankan mereka yang rajin ke masjid, sholat jama'ah, rajin mengaji dan menutup aurat itu justru karena mereka ingin membersihkan diri dari segala dosa yang selama ini telah mereka perbuat? bukankah mereka melakukan semua amalan tersebut karena mereka merasa bahwa diri mereka sangatlah kotor? bukankah sebutan "sok suci" itu paling pantas disandang oleh si tukang olok? mereka berbuat dosa, tidak mau menyembah Tuhannya, tapi mereka tetap saja tidak merasa bersalah. berbuat dosa, tapi tidak mau segera bertobat malah mengolok-olok temannya yang mau bertobat. bukankah itu artinya bahwa merekalah yang merasa "sok suci"? kadang orang berbicara tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. hal yang seharusnya paling pantas untuk dirinya, tetapi justru dilemparkan ke orang lain. Na'udzubillah min dzalik
Langganan:
Komentar (Atom)