Selasa, 03 Januari 2017

pulanglah uda

uda kanduang di rantau urang
pulanglah uda di tanah jaoh
rindu lah lamo indak basuo apaka dayo

(.......)jo diri denai sumpah jo janji masok sapayuang kito baduo
onde uda sibirang tulang
lah tibo pulo kapa balabuh uda den nanti di telak bayuo dak kunjung tibo
lah tibo pulo kapa balabuah uda den nanti dak tibo pulo

onde uda pulanglah udah

di tanah jaoh di rantau urang kini lah lupo kini lah lupo jo gadih minang
jangan sureh kaba barito
denai mananti denai mananti jo aiyak mato
malangnya badan cinto digantuang indak batali
malangnyo badan cinto digantuang indak batali

onde uda pulanglah uda
onde uda oe pulanglah uda

Senin, 02 Januari 2017

3 Januari 2017

x : Bu, sudah punya anak atau belum?
y : Sudah Pak, alhamdulillah
z : Sudah lama beliau mah Pak punya anaknya, sudah bisa jalan malah
x : oh, cepet juga ya?
y : Belum jalan ding Pak, masih belajar jalan, baru sembilan bulan soalnya
x : tapi ada lho Bu yang umur sembilan bulan udah jalan
y : Lah, saya dulu delapan bulan sudah jalan Pak
x : Wah, hebat ya? Itu memang udah bisa jalan sendiri atau dijalanin Bu?
z : haha..hidup ini cukup dijalanin aja Pak, apa pun yang terjadi. ga dijalanin juga tetap jalan geh. haha 

Jumat, 09 Desember 2016

Tua bukan jaminan

kalau ada yang bilang, "usia tua itu bukan jaminan seseorang berperilaku dewasa". saya amat membenarkan kata-kata tersebut. kebetulan, pada faktanya, saya hampir selalu berpartner dengan orang yang secara usia dia lebih dewasa. namun secara pola pikir bisa dibilang kalah jauh sama anak kelas satu SD. orang tua kadang terlalu banyak menegur yang muda, merasa menguasai segala jurus kehidupan. padahal secara sikap, kadang perilaku mereka sama sekali ga gentle. tidak mau mengakui kesalahan misalnya, mudah ngambek ketika sesuatu berjalan tidak sesuai rencana, tidak berani bicara empat mata dalam mengklarifikasi kesalahan (malah justru kucing-kucingan), atau yang lebih konyol lagi, kadang mereka justru menyerang tanpa ampun ketika mereka mencium bahwa seseorang akan menegur kesalahannya. ngok! dan parahnya, kadang kesalahan orang lain diungkit-ungkit sampai semua orang tahu ada masalah apa antara kita dan dia. negur duluan dicuekin, ga ditegur sangkanya masih muda udah ngelunjak, kita minta maaf dia jual mahal, ga minta maaf katanya kurang ajar. situ yang mulai, kenapa jadi gue yang harus nyelesaiin?
kadang sangking jengkelnya, kita musti pasang muka datar setiap ketemu, kalau sudah begitu dia baru kelincutan. disangkanya kita akan tersiksa apa dengan diacuhkan? masih banyak orang yang sangat merindukan keberadaan kita.
kalau Anda pernah mengalami hal serupa, jangan sedih, apalagi merasa hina. biarkan saja dia menghukum dirinya dengan rela berjengkel-jengkel ria sama kita. kita mah slow ajaaa... 

Jadilah peka terhadap kesalahan sendiri

sayangkan kebanyakan dari kita justru lebih jeli dengan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. padahal, beberapa waktu sebelum dia melakukan kesalahan tersebut, kita sudah lebih dulu melakukannya. kadang kita menjadi tidak peka dengan kesalahan diri sendiri hanya karena orang yang kita tegur hanya manggut-manggut saja saat ditegur. kita menjadi lupa merasa bahwasannya ada banyak orang yang amat risih dengan kesalahan yang kita perbuat, tetapi mereka memilih diam daripada harus meladeni pertentangan yang sering kita lakukan ketika ditegur. tumbuhkan rasa malumu, jalankan kembali nalarmu, asah kembali kepekaanmu. kadang orang lain ingin tertawa melihat kelakuan kita yang amat lantang meneriakkan kesalahan mereka di hadapan orang banyak, namun menjadi seperti penjilat ketika bertemu dengan orang yang berani membeberkan kesalahan kita tanpa ampun.
berkomentarlah ketika diminta. kalau komentar itu sifatnya memotivasi, tanpa diminta pun silakam.
man laysa adab kadubab, barang siapa tidak mempunyai adab, maka ia seperti lalat. kau tahu lalat? dia sering bertingkah semaunya, hinggap di atas makanan, padahal banyak sekali orang jijik dengannya yang biasa hinggap di tempat bangkai. jangan seperti lalat yang melihat wujudnya saja orang sudah benci.
belajarlah untuk lebih ketat dan disiplin pada diri sendiri, namun longgar terhadap orang lain..
kadang orang tidak melihat seberapa mahir kita menguasai teori, tetapi mereka lebih respect pada contoh nyata yang sering kita lakukan di kehidupan sehari-hari

Kamis, 24 November 2016

Selamat Hari Guru Kedua Kali

guruku, terima kasih atas segala jasamu
terima kasih karena telah membuatku banyak mengingat
mengingat tentang bagaimana caramu menyampaikan ilmu
ilmu yang kau sampaikan dengan tulus
hingga mampu ku gunakan sampai detik ini
terima kasih atas wajah ceria yang selalu kau hadirkan saat berada di kelas kami
terima kasih atas senyum yang selalu kau berikan saat mendapati muridmu yang belum paham dengan materi yang engkau sampaikan
guruku,
jika boleh memilih, aku ingin mengulang masa di mana aku bisa bertanya apa saja yang membuatku penasaran
kau tahu, betapa menyesalnya diriku saat ku tahu tak ada ilmu mu yang percuma
seringnya ku terkenang dengan kesabaranmu
tidak bosan-bosannya engkau mengingatkan kami yang kadang lalai pada peraturan
guruku, jika boleh memilih, aku ingin kembali merasakan masa dimana aku ditempa habis-habisan agar kelar kelak aku bisa menjadi apa seperti yang sering engkau ucapkan, "semoga kamu jadi orang nak"
kala itu, aku tidak maksud, orang yang seperti apa yang kau harapkan
guruku, berdirinya aku di posisi saat ini tak lepas dari tulusnya doamu ketika itu,
posisiku hari ini, adalah satu dari jutaan doamu untukku yang telah Allah ijabah
terima kasih guruku ..

aku, siswa yang merindukanmu ..

Rabu, 23 November 2016

negeri dagelan

ini tahun kedua saya menjadi peduli dengan isu yang berkaitan dengan dunia pemerintahan. sejak kecil, saya termasuk orang yang acuh dengan hal hal yang berurusan dengan politik, pemerintahan, dan parlemen. bagi saya sangat tidak penting, toh, sepak terjang mereka di sana, kita tetap musti kerja sendiri buat bertahan hidup. apatis minta ampun kan? sejak dulu, saya selalu berpikir, segala yang tidak bersinggungan dengan pribadi saya, tepatnya tidak mendatangkan keuntungan buat saya, jangan mimpi akan saya perhatikan. parah kan saya dulu..
tapi lain cerita dengan hari ini, tepatnya dua tahun ini. dulu, entah saya yang ga care atau memang jaman dulu penghuni bangku parlemen kinerja bagus bagus, saya ga paham. yang jelas, dulu kayaknya semua orang tahunya presiden RI itu bukan orang yang main-main, dari segi pendidikannya. ga usah jauh-jauh, standard pemimpin kita dulu, BJ Habibie contohnya. sebelum menjadi presiden, latar pendidikan beliau memang patut diacungin jempol. siapa yang meragukan karya dan kecerdasannya? tapi, dengan sejuta keunggulan yang beliau miliki, semasa menjabat presiden, beliau amat terbuka dengan kritik dan rakyatnya. ketika dalam LPJ, MPR merasa tidak puas. beliau lapang dada mundur dari kursi jabatan. lagi, Pak SBY, lihat juga latar pendidikannya, S1 nya dimana, S2 nya dimana. bukan main pengalaman beliau, standard pendidikannya beda tipis dengan Pak Habibie, luar negeri. semasa menjabat, ujian beliau luar biasa. salah satu kenangannya adalah tsunami di Aceh, banyak bencana terjadi dimana mana, mulai dari darat, laut, dan udara. dan insyaAllah, televisi menyiarkan sesuai dengan apa yang terjadi. dua presiden yang saya sebut tadi setidaknya menjadi contoh buat kita bahwa ketika kita dinilai jelek oleh orang lain, jangan terburu buru membela diri apalagi mencari pembenaran dan menyalahkan orang lain. kolot bukan buatan. simpel aja contohnya, ya! negeri kita hari ini. indonesia. yang dulu susah payah para penghulu memerdekakannya. hari ini Indonesia nasibnya entah seperti apa. saya pernah mendengar bahwa, pemimpin kita hari ini adalah cerminan dari mayoritas rakyatnya. rakyat pemabuk mana mungkin memilih calon pemimpin yang sholeh. pun sebaliknya, rakyat yang sholeh mana mungkin menjadikan pembohong sebagai pemimpinnya. lihat pemimpin kita hari ini. dia lah cerminan bahwa hingga detik ini mayoritas rakyat kita kurang lebih ya seperti beliau. 
kadang kita tidak berpikir sampai sejauh itu, hari ini kita dipimpin oleh sosok yang full dengan pencitraan, sangking gilanya mendapatkan ingin mendapat citra yang baik, beliau pun rela membayar siapa saja demi menjaga citranya. you know lah..sejak kapan ada televisi yang berpihak dalam menyiarkan berita. baru ada di jaman sekarang. na'asnya lagi, rakyat masih ada saja yang percaya saklek. masih ada rakyat yang hanya melihat berita dari satu sumber saja. persis seperti katak dalam tempurung. orang di luar sana sudah tertawa terbahak-bahak atas kebohongan yang disebar salah satu channel tivi, eh, si dia masih aja manggut manggut dan mengiyakan isi beritanya. ya! karena yang dia tahu hanyalah channel itu saja. lagi, kita dipimpin sama sosok yang ngeri menghadapi rakyatnya. kalau rakyat menemui dengan wajah bringas sih oke saja pemimpin melarikan diri dari istana. lha ini, aksi damai gaess..presidenne malah ngabur?? apa perlu para demonstran bawa kresek sama sapu ijuk buat nangkep si presiden. rakyat kok dibuat main main. belum lagi, ada juga yang dulu memilih tiongkok jadi gubernur. padahal malaysia aja udah ngewanti-wanti biar kita ga memilih pemimpin selain dari asli warga pribumi. eh malah nekad dipilih. tanda-tanda kehancuran mulai nampak. nasib negeri ini di ujung tanduk. kau tahu? siapa sebenarnya dalang di balik terpilihnya pemimpin itu? kalau bukan adanya pengkhianat dari dalam. ya, ada pengkhianat di negeri ini, nyampe indonesia kenapa napa, dia lah orang yang harus dihabisi

Senin, 21 November 2016

lebih dekat dengan ..

ayo kita menghafal lagi
sedikit sedikit gapapa deh
yang udah dihafal jangan lupa dimurojaah
semakin banyak ayat yang kau hafal
semakin besar Rahmat yang akan Allah berikan padamu
yuk mari !