tapi lain cerita dengan hari ini, tepatnya dua tahun ini. dulu, entah saya yang ga care atau memang jaman dulu penghuni bangku parlemen kinerja bagus bagus, saya ga paham. yang jelas, dulu kayaknya semua orang tahunya presiden RI itu bukan orang yang main-main, dari segi pendidikannya. ga usah jauh-jauh, standard pemimpin kita dulu, BJ Habibie contohnya. sebelum menjadi presiden, latar pendidikan beliau memang patut diacungin jempol. siapa yang meragukan karya dan kecerdasannya? tapi, dengan sejuta keunggulan yang beliau miliki, semasa menjabat presiden, beliau amat terbuka dengan kritik dan rakyatnya. ketika dalam LPJ, MPR merasa tidak puas. beliau lapang dada mundur dari kursi jabatan. lagi, Pak SBY, lihat juga latar pendidikannya, S1 nya dimana, S2 nya dimana. bukan main pengalaman beliau, standard pendidikannya beda tipis dengan Pak Habibie, luar negeri. semasa menjabat, ujian beliau luar biasa. salah satu kenangannya adalah tsunami di Aceh, banyak bencana terjadi dimana mana, mulai dari darat, laut, dan udara. dan insyaAllah, televisi menyiarkan sesuai dengan apa yang terjadi. dua presiden yang saya sebut tadi setidaknya menjadi contoh buat kita bahwa ketika kita dinilai jelek oleh orang lain, jangan terburu buru membela diri apalagi mencari pembenaran dan menyalahkan orang lain. kolot bukan buatan. simpel aja contohnya, ya! negeri kita hari ini. indonesia. yang dulu susah payah para penghulu memerdekakannya. hari ini Indonesia nasibnya entah seperti apa. saya pernah mendengar bahwa, pemimpin kita hari ini adalah cerminan dari mayoritas rakyatnya. rakyat pemabuk mana mungkin memilih calon pemimpin yang sholeh. pun sebaliknya, rakyat yang sholeh mana mungkin menjadikan pembohong sebagai pemimpinnya. lihat pemimpin kita hari ini. dia lah cerminan bahwa hingga detik ini mayoritas rakyat kita kurang lebih ya seperti beliau.
kadang kita tidak berpikir sampai sejauh itu, hari ini kita dipimpin oleh sosok yang full dengan pencitraan, sangking gilanya mendapatkan ingin mendapat citra yang baik, beliau pun rela membayar siapa saja demi menjaga citranya. you know lah..sejak kapan ada televisi yang berpihak dalam menyiarkan berita. baru ada di jaman sekarang. na'asnya lagi, rakyat masih ada saja yang percaya saklek. masih ada rakyat yang hanya melihat berita dari satu sumber saja. persis seperti katak dalam tempurung. orang di luar sana sudah tertawa terbahak-bahak atas kebohongan yang disebar salah satu channel tivi, eh, si dia masih aja manggut manggut dan mengiyakan isi beritanya. ya! karena yang dia tahu hanyalah channel itu saja. lagi, kita dipimpin sama sosok yang ngeri menghadapi rakyatnya. kalau rakyat menemui dengan wajah bringas sih oke saja pemimpin melarikan diri dari istana. lha ini, aksi damai gaess..presidenne malah ngabur?? apa perlu para demonstran bawa kresek sama sapu ijuk buat nangkep si presiden. rakyat kok dibuat main main. belum lagi, ada juga yang dulu memilih tiongkok jadi gubernur. padahal malaysia aja udah ngewanti-wanti biar kita ga memilih pemimpin selain dari asli warga pribumi. eh malah nekad dipilih. tanda-tanda kehancuran mulai nampak. nasib negeri ini di ujung tanduk. kau tahu? siapa sebenarnya dalang di balik terpilihnya pemimpin itu? kalau bukan adanya pengkhianat dari dalam. ya, ada pengkhianat di negeri ini, nyampe indonesia kenapa napa, dia lah orang yang harus dihabisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar