Jumat, 05 Agustus 2016

Pingsan

jadi guru BK itu ada seneng ada sedihnya ternyata. ga bisa kita minta seneng selamanya. senengnya ya kalau anak anak jadi pada deket seperti kakak adik, tapi sedihnya kalau mereka lagi ada masalah dan kita ga bisa bantu. lebih dari itu, kadang kedekatan mereka dengan kita bikin kita jadi beban, seolah-olah mereka baru akan membuat keputusan setelah dapet aba aba dari kita (ga mandiri). ada lagi lain yang bikin ga enak jadi guru BK. kalau siswa ada yang sakit, otomatis guru BK harus turun untuk menangani, musti gerak cepat, musti sabar mendengar rintihannya, dan yang ga kalah penting, obat apa yang paling tepat untuk mengatasi sakitnya.
saya teringat sebuah pengalaman yang menurut saya sedikit kacau. suatu hari sekolah mengadakan training motivasi yang diisi oleh motivator handal yang didatangkan langsung dari Bandung, sebut saja namanya Kak Kholid. sebenernya saya juga sudah tahu biasanya siswa terlalu emosional mengikuti training. secara, jaman masih duduk di bangku kuliah dulu udah terlalu sering terbang sana sini. ya itu, ngisi training di sekolah. Balik lagi ke topik. saat kak kholid mengisi training. oke, dari sesi awal hingga pertengahan semua berjalan lancar. tapi kau tahu awan? saat sesi kontemplasi yang ga lebih dari lima belas menit, tetiba dua siswa menggelepar di bangku mereka. pingsan. wah, mau ga mau guru BK juga yang musti nanganin. lumayan lama sadarnya. sangking lamanya pingsan, sampai saya kehilangan memont poto bareng motivatornya. padahal mah guru lain pada selvie, grovie, atau apalah itu namanya. sedangkan saya? boro boro...ngurusin dua siswa yang pingsan aja ga kelar kelar.
ya meskipun begitu, tetap aja ada senengnya. mereka yang pada pingsan setidaknya jadi ga sungkan lagi kalau suatu saat ada perlu datang ke guru BK..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar