Pembelajaran
observasional Bandura
Pembelajaran
observasional Bandura adalah pembelajaran yang meliputi perolehan keterampilan,
strategi, dan keyakinan dengan cara mengamati orang lain. pembelajaran
observasional melibatkan imitasi, tetapi tidak terbatas pada itu saja. apa yang
dipelajari biasanya bukan merupakan tiruan yang persis sama dari apa yang
dicontohkan, tetapi lebih merupakan sebuah bentuk umum atau strategi yang
sering kali diterapkan oleh pengamat dalam cara-cara kreatif. Kapasitas
untuk memplajari pola-pola perilaku
dengan observasi meniadakan pembelajaran dengan cara coba-coba yang memakan
waktu lama. Dalam banyak contoh, pembelajaran observasional membutuhkan waktu
lebih sedikit dibandingkan pengkondisian operan.
Studi
kasus boneka bobo
Sebuah
eksperimen klasik (1965) mengilustrasikan bagaimana pembelajaran observasional
dapat terjadi meskipun ketika seorang siswa melihat model yang tidak diperkuat
atau dihukum. Eksperimen tersebut juga mengilustrasikan perbedaan antara
pembelajaran dan pelaksanaan.
Model
pembelajaran observasional kontemporer Bandura
Sejak
awal masa eksperimennya, Bandura (1986) telah berfokus pada penyelidikan
proses-proses tertentu yang terlibat dalam pembelajaran observasional. Proses
ini meliputi perhatian, penyimpanan, produsi, dan motivasi.
Ø Perhatian. Sebelum siswa dapat menirukan
tindakan seorang model, mereka harus mengikuti apa yang dilakukan atau
dikatakan oleh model tersebut. Perhatian terhadap model tersebut dipengaruhi
oleh sekumpulan besar karakteristik. Sebagai contoh, orang yang hangat, kuat, dan
tidak biasa lebih menarik perhatian dibandingkan orang yang dingin, lemah, dan
biasa. Siswa lebih berkemungkinan untuk menaruh perhatian kepada model
berstatus tinggi dibandingkan kepada model berstatus rendah. Dalam kebanyakan
kasus, guru adalah model berstatus tinggi bagi siswa.
Ø Memori. Untuk menirukan tindakan seorang
model, siswa harus mengodekan informasi tersebut dan menyimpannya dalam memori
sehingga mereka mendapatkannya. Sebuah deskripsi verbal sederhana atau sebuah
citra yang hidup dari apa yang dilakukan model membantu memori siswa.
Ø Produksi. Anak-anak dapat mengikuti
seorang model dan mengodekan dalam memori apa yang telah mereka lihat, tetapi
karena batasan-batasan dalam kemampuan motorik, mereka tidak mampu menirukan
perilaku model tersebut.
Ø Motivasi. Sering kali anak-anak mengikuti
apa yang dikatakan atau dilakukan seorang model, meyimpan informasinya dalam
memori, dan merespon keterampilan-keterampilan motorik untuk melakukan tindakan
tersebut, tetapi tidak termotivasi untuk melaksanakan perilaku yang dimodelkan.